Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya menyatakan pembangunan kembali jembatan di Jalan Kartini yang ambles pada Minggu (11/3) dibutuhkan waktu pengerjaannya sekitar enam bulan.
“Pembangunannya sekitar 6 bulan dan bisa lebih cepat. Semoga bisa lebih cepat,” kata Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati di Surabaya, Selasa.
Oleh karena itu, lanjut dia, Jembatan Kartini itu akan segara dibongkar dalam waktu dekat. Pembongkaran itu memakan waktu sekitar enam hari dan selanjutnya akan dikeruk atau didalamkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pembangunan jembatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut dia, Pemerintah Kota Surabaya sebenarnya sudah berencana memperbaiki Jembatan Kartini yang saat ini diketahui ambles. Bahkan, saat ini sudah ada pemenang lelangnya dan tinggal menunggu proses pembongkaran untuk meremajakan jembatan peninggalan Belanda itu.
Erna memastikan ada beberapa faktor yang menyebabkan Jembatan Kartini itu harus ditutup yakni jembatan yang memiliki lebar 8 meter dengan panjang 10 meter itu sudah diketahui retak sejak tahun 2017, tepatnya ketika Dinas PU Bina Marga dan Pematusan melakukan pengecekan jembatan-jembatan setiap tahunnya.
“Setiap tahun kita memang rutin melakukan pengecekan jembatan-jembatan di Surabaya. Pada 2017, kami mengetahui Jembatan Kartini itu ada retaknya, jadi kami tahunya bukan kemarinnya, tapi sudah tahun lalu,” katanya.
Setelah diketahui ada retakan, mereka pun langsung melakukan Detail Engineering Design (DED) atau Proyek Perencanaan Fisik untuk memperbaiki jembatan itu. Namun, karena minimnya anggaran, maka pada Januari 2018, baru bisa dilakukan lelang dan saat ini sudah ada pemenang lelangnya.
“Selain itu, Jembatan Kartini itu memang sudah sangat tua. Usianya sudah sekitar 50 tahun lebih. Kalau dilihat dari bentuk jembatannya, terlihat jelas bahwa pembangunan jembatan itu bersamaan dengan brandgang yang ada di sampingnya yang merupakan peninggalan Belanda. Jadi, sangat wajar kalau jembatan itu retak,” kata dia.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Buchori Imron sebelumnya menilai kejadian itu menunjukkan lemahnya pengawasan dan perawatan yang dilakukan Pemkot Surabaya.
“Pemkot Surabaya punya anggaran Rp1 triliun selama satu tahun untuk pengawasan jalan. Tapi kenapa tidak dioptimalkan,” katanya.
Menurut dia, kalau anggaran itu tidak terserap maka bisa jadi pengawasan dan perawatan tidak dilakukan. “Kalau terserap tapi pengawasan dan perawatan tidak maksimal, ada apa?” katanya.
Buchori kembali mengatakan pengawasan selalu menjadi masalah terhadap sejumlah proyek pembangunan infrastruktur di Surabaya. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta agar Pemkot Surabaya segera memperbaiki jembatan Kartini karena berdampak pada kenyamanan masyarakat pengguna jalan.
“Kasihan warga masyarakat harus memutar, sehingga perjalanan yang ditempuh tambah jauh,” kata Buchori.