Bireuen. Pliek U sejenis bahan baku untuk membuat gulai pliek Aceh, selama ini luput dari perhatian berbagai pihak.
Padahal kalau di buat dan dibisniskan akan menjadi sebuah usaha yang sangat menjanjikan karena kebutuhan akan pliek U selalu dicari dan dibutuhkan masyarakat Aceh
Selama ini ada beberapa tempat yang telah menjadi sentra produksi Pliek U. Tetapi sayang usaha rumah tangga ini seakan luput perhatian dan pemirintah, bahkan masyarakat sekalipun padahal bahan baku kelapa cukup tersedia pada mereka.
Untuk memberdayakan usaha pliek U menjadi suatu usaha industri rumah tangga dan kecil yang sehingga bisa menjadi satu peluag yang menguntungkan dan dapat menambah income keluarga.
Tim pengabdian masyarakat universitas almuslim yang terdiri Rara Yuniza, M.Kom, Ernawita, MSc, dan Fatimah Zuhra,MS.i melakukaan pelatihan manajemen usaha dan  pemasaran produk  Pliek U melalui Online
Mereka memberikan pelatihan bagi 25 orang ibu rumah tangga yang sehari-hari membuka usaha produk Pliek U (patarana).
Pelatihan manajemen usaha dan pemasaran produk secara online, di laksanakan Desa Paya Bieng Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen, sejak Jumat(13/7/2018 sd selesai pempackingnya.
Pelatihan dilakukan tim pengabdian masyarakat dosen Universitas almuslim dirumah ibu Zubaidah salah seorang yang membuka usaha rumah tangga memproduksi Pliek U (Patarana).
Program pengabdian ini merupakan program yang mereka jalankan sebagai wujud dari Tri Dharma perguruan tinggi dan merupakan program yang didanai Direktorat Riset dan pengabadian masyarakat  Dirjen Dikti
 Pihaknya memilih daerah Jangka memberikan alasan, karena  Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen merupakan salah satu daerah yang dikenal sebagai sentra produksi pliek U di Provinsi Aceh.
Pliek U (patarana) produksi Kecamatan Jangka sudah dikenal di Kabupaten/ kota di Aceh bahkan di Indonesia.
“Pliek U tersebut sekarang sudah menjadi satu  oleh-oleh, tetapi sayangnya  pliek u yang dibawa sebagai oleh-oleh sering tidak bertahan lama, karena tidak dikemas dengan baik,”jelas Ketua Lembaga Penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) Umuslim Bireuen, Zahra Yunizar dalam keterangannya yang diterima media ini, Senin (16/07/2018)
Tim dosen Universitas Almuslim terdiri dari Zara Yunizar, Ernawita dan Fatimah Zuhra telah melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat  mencoba berbagai cara agar pliek U ini dapat bertahan lebih lama dan tidak berbau tengik.
Zahra didampingi Ernawita menyebutkan, bahwa adapun proses yang dilakukan, pertama, proses pemerahan minyak pliek dengan menggunakan mesin perah minyak pliek yang dirancang oleh dosen Fakultas Teknik Universitas Almuslim.
 Kedua, penggunaan metode vacum ternyata metode ini dapat membuat pliek U bertahan agak lama,  tidak berbau.
Kemudian nanti dari hasil proses ini juga akan di usahakan untuk dibuat minyak simplah (sejenis minyak.yang dinproses dari hasi permentasi kelapa),  minyak ini berguna untu minyak kusuk (urut) dan juga bisa penyembuhan penyakit panas pada anak-anak.
Pelatihan  diikuti puluhan ibu rumah tangga yang membuka usaha pembuatan pliek U secara tradisionil,  selain mendapat bimbingan pengolahan secara modern juga diberikan  contoh desain kemasan pliek U sehingga lebih menarik, praktis, higienis, awet, dan tidak berbau .
“Dengan adanya pelatihan ini diharapkan produksi pliek U nampak lebih modern dalam pengelolaan serta jasilnya juga lebih higiens dan menarik  sehingga gampang dibawa untuk oleh-oleh,” tambah Ernawita sekretaris Lembaga Penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) Umuslim.
Menurut Zahra Yunizar, sebelumnya. pada bulan Mei 2018 lalu  tim dosen yang melakukan pengabdian juga telah melakukan penyerahan mesin pemerah minyak pliek dan mesin kemasan produk dengan teknologi vacuum, beserta pelatihan penggunaan kedua alat tersebut kepada ibu Zubaidah selaku ketua  mitra Program kemitraan Masyarakat.
Ibu-ibu pengusaha pliek U yang selama ini mengolah secara tradisionil sangat senang mendapat  pelatihan seperti  ini dan berharap masih terus mendapatkan bimbingan dan arahan dari tim pengabdian masyarakat Universitas Almuslim.
 Zubaidah (38) salah seorang peserta sangat berterima kasih dengan pembinaan ini dan berharap pliek U dengan label “Zubai” dapat menembus pasar modern/swalayan dan dapat dipasarkan secara online ke kota-kota lain di Indonesia serta mancanegara. (*)