Jakarta – Prabowo Subianto membuat kesalahan besar, ini karena Ketum Gerindra itu dalam dilema menentukan Cawapres.
Pasalnya, Ada dua unsur yang memberikan rekomendasi kepada Prabowo mengenai cawapres yang akan mendampinginya di Pilpres, pertama hasil Rekomendasi Ijtima Ulama dan tawaran Partai Demokrat.
Ijtima Ulama merekomendasikan dua nama yakni Ustaz Abdul Somad atau Salem Segaf Aljufri dan Demokrat mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Rekomendasi itu sama-sama bagus, namun Prabowo lebih berpikir Realistis dan Pragmatis bahwa Pilpres membutuhkan logistik. Ya, AHY paling punya peluang soal urusan logistik Pilpres.
Peneliti Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC), Sirajuddin Abbas di Jakarta, mengatakan Partai Demokrat juga tidak akan bekerja sepenuh hati untuk Prabowo jika harapan mereka tidak terpenuhi, yakni menempatkan AHY sebagai cawapres.
Apalagi dalam koalisi, Partai Demokrat berada pada posisi memimpin. Sebaliknya, ruang bagi PAN dan PKS untuk menyeberang ke kubu Joko Widodo semakin sempit, jika mereka tidak sepakat dengan Demokrat dan Prabowo. PAN dan PKS saat ini hanya bisa mengupayakan konsesi terbaik buat mereka.
Ketua Umum PA 212, Slamet Ma’arif mengatakan, partai koalisi wajib menghargai ajakan para ulama, jika ingin melahirkan sosok calon pemimpin yang terbaik, yang bisa dipilih oleh umat-nya
Dikatakan Slamet, Partai politik yang tergabung dalam koalisi keumatan agar menjunjung tinggi hasil Ijtima Ulama, yang di mana menghasilkan dua nama bakal calon Wakil Presiden untuk Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Yaitu, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri atau pendakwah Abdul Somad.
“Kalau itu kesepakatan atau keputusan ulama, atas kesepakatan menganggap dua sosok tersebut adalah pilihan yang terbaik. Insya Allah juga sama dengan keinginan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujar Slamet Ma’arif.
Ia berharap, agar koalisi keumatan dapat mengambil keputusan yang menyenangkan bagi semua pihak, khususnya ulama.
Sementara, Aktivis 212 Eggi Sudjana menyebut partai yang menolak rekomendasi duet Prabowo Subianto-Ustaz Abdul Somad (PUAS) munafik. Namun, Gerindra menegaskan rekomendasi capres-cawapres Ijtimak Ulama sangat diperhatikan.
“Intinya hasil rekomendasi Ijtimak Ulama kami perhatikan dan kami apresiasi,” kata Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade.
Lalu bagaimana Prabowo akan mengambil sikap?
Tinggalkan Balasan