Morotai – Pengadaan lahan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai sampai saat ini masih terganjal. Dari total 500 hektare lahan yang diperlukan, sampai saat ini yang baru bisa dibebaskan baru 10 hektare saja.
Meskipun demikian, Direktur Utama PT Jababeka Morotai Basuri T Purnama mengatakan bahwa permasalahan tersebut tak akan mengganggu pengembangan KEK Morotai. “Karena membangunnya secara bertahap,” katanya Senin (3/9).
Basuri mengatakan telah melaporkan perkembangan persiapan KEK Morotai kepada Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba. Selain melaporkan, pihaknya juga sudah bersama gubernur juga menentukan waktu peresmian KEK oleh Presiden Joko Widodo.
“Tapi peresemian masih menunggu jadwal Istana,” katanya.
KEK Morotai difokuskan pada dua sektor, yaitu kawasan wisata dan industri perikanan.
Basuri mengatakan bahwa untuk fokus pariwisata ditargetkan 1.000 homestay dibangun. Tapi sampai saat ini, Jababeka selaku pengelola baru berhasil membangun 41 unit saja.
Sementara itu untuk industri perikanan, sampai saat ini pengembangan masih terganggu oleh baik masalah lahan maupun izin. “Kami sudah ajukan izin tapi Kementerian Kelautan dan Perikanan belum keluarkan. Jadi saat ini kami fokus ke sektor pariwisata dulu,” katanya.
Selain masalah-masalah tersebut, pengembangan KEK Morotai juga masih terkendala infrastruktur.
Basuri mengatakan bahwa keberadaan Bandar Udara Leo Wattimena penting untuk dikembangkan.
“Kami mau Bandara Morotai ditingkatkan sehingga penerbangan bisa dilakukan Morotai-Jepang, Morotai-Shanghai, Taiwan-Morotai. Jangan ada lagi transit,” tutur Basuri.