Jakarta – Rupiah pada Selasa sore (4/9) diambang batas Rp15.000 per USD. Penurunan tajam ini merupakan level psikologis berbahaya, Bank Indonesia akan melakukan intervensi di pasar sekunder.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai Bank Indonesia tidak akan membiarkan rupiah terus melemah diambang batas 15.000 level psikologis yang bahaya buat keuangan perusahaan.

Bhima memprediksi Bank Indonesia akan melakukan intervensi di pasar valas dan surat berharga negara (SBN) sekitar Rp 3,5 – 5 triliun. Hal tersebut bertujuan untuk mengendalikan supply valas.

Lebih lanjut Bhima menjelaskan soal bahaya bagi keuangan perusahaan. Menurut Bhima bahaya, karena perusahaan menanggung transmisi resiko ke gagal bayar utang swasta.

“Tidak semua swasta melakukan lindung nilai atau hedging,” ujar Bhima.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menyebut Presiden RI Joko Widodo bisa saja mengumumkan untuk mundur apabila nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat menyentuh angka Rp15.000.


“Bahkan bisa jadi kita tidak pernah memikirkan kemungkinan-kemungkinan Kalau rupiah sampai Rp15.000 tiba-tiba pak Jokowi mengumumkan beliau mundur begitu,” ujar Ferry