Jakarta – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut tanpa impor beras, kondisi Indonesia dapat mengalami kekacauan. Impor dinilai penting karena Indonesia terancam defisit beras.
Ia menjelaskan, pada akhir tahun lalu, stok beras di Tanah Air turun tajam. Stok beras pemerintah di gudang Bulog bahkan sempat minus. Saat ini, pemerintah memiliki kewajiban untuk menyediakan beras rastra bagi masyarakat kurang mampu.
“Ada dua pilihan. Kalau impor pasti di bully, kalau tidak impor siapa pun pemerintahnya akan jatuh dengan chaos. Itu konsekuensi politik yang ada,” ujar Enggar di kantor Transmedia, Kamis (14/9).
Ia menekankan Indonesia hampir selalu mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan domestik. Apalagi, saat ini, lahan pertanian di tanah air terus tergerus.
“Hanya di zaman orba (orde baru), itu pun satu periode tertentu, kita tidak impor beras. Di luar itu, kita selalu impor beras,” tegas dia.
Enggar mencontohkan, pada 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memutuskan untuk impor sebanyak 2,5 juta ton. Impor dilakukan guna meredam gejolak politik yang mungkin terjadi jelang Pilpres jika harga beras terus naik.
Tinggalkan Balasan