Pasien Jaminan BPJS di Blitar Tebus Resep Sendiri, LSM KRPK Duga Ada KKN

- Pewarta

Sabtu, 29 September 2018 - 18:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BLITAR- Di wilayah Blitar masih ditemukan pelayanan kesehatan kurang maksimal dirasakan masyarakat pengguna program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan dalam hal obat resep yang masih ditebus sendiri oleh masyarakat.

Seharusnya masyarakat peserta jaminan kesehatan ini seharusnya mendapat obat gratis langsung dari klinik atau rumah sakit mereka berobat.

Hal demikian ditemukan dari hasil investigasi LSM Komite Rakyat Pemberantasan Korupsi (KRPK).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari pantauan 100 pasien peserta BPJS kesehatan selama bulan Juli sampai September 2018, ditemukan masih ada tenaga medis yang menuruh pasien menebus resep di luar klinik atau rumah sakit pasien berobat dengan biaya sendiri.

“Kita menggunakan metode investivigasi dan advokasi dengan rincian 77 pasien dari RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, 6 pasien RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar, 2 pasien RS Annisa Talun, 1 pasien Klinik dr Aulia dan 15 pasien,” ujar Koordinator KRPK, Imam Nawawi, dalam press release Sabtu (29/9/2018).

“Hasilnya dari 101 pasien yang kita advokasi ada 7 temuan utama yang menarik dibahas. Ada 5 pasien membeli obat di luar apotik rumah sakit karena stok habis, 1 mendapat jatah obat kurang dan 1 pasien membeli di apotik luar karena obat yang dibutuhkan tidak masuk Formas (Formularium Nasional). Kesemuanya dari itu kita temukan di RSUD Mardi Waluyo,” lanjutnya.

Dia menuturkan, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi hal ini. Selanjutnya KRPK akan melakukan investigasi lebih mendalam sembari mengklarifikasi pihak-pihak terkait.

Sebab dia menduga hal ini bisa saja ada permainan dibalik tata kelola obat di instansi kesehatan yang mengandung unsur Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN).

Seperti adanya MoU antara pengusaha penyetok obat-obatan dengan para oknum kesehatan.

“Secara umum kita mendesak ada perbaikan sistem tata kelola obat dari hulu ke hilir dan tidak ada lagi masyarakat tebus pakai uang sendiri dengan alasan obat kosong karena ini yang dirugikan masyarakat. Juga kita meminta PPATK pelototi proses pengadaan obat di Blitar,” pungkasnya.

Berita Terkait

Untuk Keberlanjutan Pendidikan SBI Salurkan Beasiswa
Minim Perhatian, Woodball Tuban Berharap Keberuntungan Porprov VIII Jatim
Dikeluhkan Warga, Bambang Haryo Respon Cepat Sungai di Sidoarjo Ini Jadi Bersih
Sambangi Petani Sidoarjo, Bambang Haryo Bantu Selesaikan Persoalan
Sawah di Sidoarjo Alami Kekeringan, Bambang Haryo Turun Lakukan Ini
Tabur Bunga di TMP Sidoarjo, Bambang Haryo Tegas Perjuangkan Hak Veteran
Pengguna Jalan Keluhkan Tumpukan LPA Proyek di Biarkan Hingga Badan Jalan.
Semangat Kemerdekaan, Bambang Haryo Sumbangkan Darahnya Untuk Masyarakat

Berita Terkait

Selasa, 19 September 2023 - 02:52 WIB

Rekomendasi Mukena Cantik Dan Elegan

Jumat, 8 September 2023 - 16:39 WIB

5 Langkah Membersihkan Debu dengan Vacuum Cleaner di Bawah Ranjang

Jumat, 1 September 2023 - 20:41 WIB

Cari Ponsel Murah dengan Spesifikasi Berkelas? Lirik Samsung A50, Hanya 4 Jutaan!

Senin, 7 Agustus 2023 - 09:05 WIB

Bambang Haryo: Gas Elpiji Bikin Susah Rakyat, Pertamina Harus Mawas Diri

Minggu, 16 Juli 2023 - 09:55 WIB

Resmikan KM Dharma Kartika II, Bambang Haryo Dorong Kampanyekan Keselamatan

Sabtu, 15 Juli 2023 - 22:46 WIB

Perkuat Layanan, DLU Luncurkan KM Dharma Kartika II Tujuan Surabaya-Banjarmasin

Rabu, 28 Juni 2023 - 13:51 WIB

6 Alasan Mengapa Kamu Harus Berbelanja Produk Reebok di Blibli

Minggu, 11 Juni 2023 - 15:55 WIB

Bupati Pasaman Perkuat Pertanian Melalui Kolaborasi Pembiayaan dan Pelaku Usaha Agribisnis

Berita Terbaru

Bali

Kena Doxing, Pemred wacanabali.com Lapor Polisi

Kamis, 21 Sep 2023 - 22:32 WIB