Islam di Nusantara Ada Hubungannya dengan Negara Azerbaijan

- Pewarta

Rabu, 21 November 2018 - 19:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DEPOK, Deliknews.com – Diskusi yang bertajuk masuknya Islam di Nusantara diadakan oleh Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB), Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

Hadir dengan telekonfrens Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan Prof Dr. Husnan Bey Fananie. Dirinya mengatakan, bahwa peneliti Indonesia agar melek kepada sejarah Islam yang ada di Azerbaijan.

“Hasil penelitian ini bisa memunculkan jati diri baru bagi masyarakat muslim Indonesia, bahwa hubungan Islam Indonesia dan Azerbaijan sangatlah erat sekali. Mengingat selama ini pandangan tentang masuknya Islam di Nusantara masih terpaku pada peneliti asing,” kata Husnan Bey Fananie via Telekonfres, Rabu, (21/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ada tiga teori umum masuknya Islam ke Nusantara yang selama ini menjadi acuan para peneliti (1) Islam masuk ke Nusantara dibawa oleh pedagang Gujarat, India Selatan. Yang menjadi dasar pandangan ini adalah adanya kesamaan nisan di daerah Cambay dan Nusantara, seperti Samudera Pasai, semenanjung Melayu, Kedah dan Perlak. (2) Arab, pandangan ini bersumber pada berita yang ditulis oleh pelaut-pelaut Cina. (3) Orang-Orang Persia, dikarenakan adanya kesamaan ritual di Persia dan Nusantara, seperti perayaan Asyura dan kesamaan bahasa misalnya kata Gandum, Nakhoda dan Anggur dst.

Dr Bastian Zulyeno selaku ahli persia mengatakan, bahwa ada yang dilupakan oleh peneliti asing tentang nisan kono yang
ada di Indonesia.

“Padahal dalam nisan tersebut ada petunjuk, kapan dan siapa yang membawa islam ke Indonesia. Berdasarkan syair yang ditemukan di Makam Papan Tinggi dapat diduga pembawa islam ke Nusantara adalah ulama intelektual,” ucap Bastian.

Jaringan perdagangan dan pelayaran di masa lalu diyakini menjadi salah satu faktor adanya hubungan keagamaan dalam hal ini adalah transmisi agama Islam dari Asia Barat dan Asia Selatan menuju kawasan Nusantara-Indonesia. Para pelaut dan pedagang Muslim diyakini turut serta dalam proses penyebaran Islam di Nusantara, di samping kedatangan para mubalig dari wilayah Asia Barat dan Asia Selatan yang ikut serta dalam pelayaran tersebut. Selain itu tidak dapat dimungkiri juga adanya ulama asal Nusantara yang setelah menuntut ilmu di Mekkah atau Madina (Hejaz), Arabia, ikut serta meramaikan proses Islamisasi tersebut.

Ghilman Assilmi selaku ahli Arkeologi Islam mengatakan, bahwa kajian arkeologis yang dilakukan untuk mengungkapkan masuknya Islam di Nusantara masih sebatas kajian perbandingan.

“Seperti halnya pendapat yang ada bahwa Islam datang di Nusantara dari Gujarat hanya didasarkan atas perbandingan bentuk yang memiliki kemiripan. Dengan adanya kolaborasi antar disiplin ilmu dapat diperoleh prespektif lain tentang isi inskripsi Islam,” kata Ghilman.

Ghilman menambahkan, dari hasil awal penelitian multi disiplin menegaskan bahwa Islam masuk di Nusantara tidak semata dibawa oleh pedagang dari Gujarat.

“Hasil penelitian akan memberikan berbagai kemungkinan baru tentang masuknya Islam di Nusantara,” kata Ghilman.

Husnan Bey Fananie juga menambahkan, bahwa hasil penelitian ini penting untuk jadi pelajaran di Sekolah.

“InsyaAllah dengan hasil penelitian ini, semua menjadikan rujukan yang akan dipelajari di Sekolah maupun Pesantren,” kata Husnan Bey Fananie.

Penelitian ini akan mengubah paradigma lama tentang masuknya Islam di Nusantara.

 

Berita Terkait

Kasus LNG Belum Usai, KPK Diminta Periksa Pengadaan Minyak Mentah dan Kilang Pertamina yang Sudah Diungkap BPK
Dugaan Aset Kemendikbud Triliunan Rupiah Dikuasai dan Dijual Pihak Ketiga Tanpa Izin Hingga Jadi Perumahan
PPK Kemendikbudristek Belum Terima LPJ Bantuan Dana IKU Rp111 Miliar
Analisa dan Kajian Tak Sesuai, Kouta Internet Kemendikbud Pemborosan Uang Negara Rp1,5 Triliun
Pengadaan di Kemendikbudristek Tinggi Risiko Potensi Penyalahgunaan Keuangan Negara, Ini Faktanya
BKHM Kemendikbudristek Kelola Dana Peringatan HGN Tidak Sesuai Ketentuan
Heboh, BPK Temukan Dugaan Perjalanan Dinas Tanpa Bukti Riil Rp20 Miliar dan Fiktif Rp1,7 Miliar di Kemendikbudristek
Material Bongkar Aset TMII Diduga Dibawa Pihak Ketiga Tanpa Dihitung Nilainya, Sumbar Dapat Apa?

Berita Terkait

Senin, 25 September 2023 - 23:54 WIB

Ahli dari Disperindag Sebut Memperdagangkan Barang Non SNI Sebagai Tindak Pidana

Senin, 25 September 2023 - 23:51 WIB

Terpidana Udin Panjaitan Serahkan Diri, Korban Berencana Gugat Secara Perdata

Senin, 25 September 2023 - 21:02 WIB

Kasus LNG Belum Usai, KPK Diminta Periksa Pengadaan Minyak Mentah dan Kilang Pertamina yang Sudah Diungkap BPK

Senin, 25 September 2023 - 16:10 WIB

DPD PAN Gayo Lues Gelar Rakerda dan Sambut Silaturrahmi Anggota KPA

Minggu, 24 September 2023 - 19:33 WIB

Dugaan Aset Kemendikbud Triliunan Rupiah Dikuasai dan Dijual Pihak Ketiga Tanpa Izin Hingga Jadi Perumahan

Minggu, 24 September 2023 - 08:55 WIB

PPK Kemendikbudristek Belum Terima LPJ Bantuan Dana IKU Rp111 Miliar

Sabtu, 23 September 2023 - 21:49 WIB

Analisa dan Kajian Tak Sesuai, Kouta Internet Kemendikbud Pemborosan Uang Negara Rp1,5 Triliun

Sabtu, 23 September 2023 - 19:32 WIB

Pengadaan di Kemendikbudristek Tinggi Risiko Potensi Penyalahgunaan Keuangan Negara, Ini Faktanya

Berita Terbaru

Bambang Haryo saat menghadiri panen raya di Desa Sentul Tanggulangin Sidoarjo

Jawa Timur

Konsisten, Bambang Haryo Dorong BPJS Gratis Untuk Petani

Selasa, 26 Sep 2023 - 13:32 WIB