Surabaya – Pemilihan calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk daerah pemilihan Jawa Timur tampaknya menyisahkan sejumlah tantangan.

Ini karena dari 29 nama yang memenuhi syarat (MS) terdaftar dalam daftar calon tetap (DCT), dua nama ini paling punya peluang besar memperoleh kursi di parlement, dua nama itu adalah Abdul Qadir Hartono dan AA La Nyalla Mataliti.

Keduanya merupakan pembawa suara dukungan terbanyak, Abdul Qadir yang merupakan calon petahana membawa dukungan sebanyak 12.045 sedangkan La Nyalla membawa 9.067 dukungan sekaligus menjadi kedua terbesar.

Selain dua nama itu, masih ada dua calon incumbent lainnya, mereka adalah Ahmad Nawardi dan artis senior Emilia Contessa.

29 calon anggota DPD ini akan memperebutkan 4 kursi di Dapil Jatim dan keempat nama ini punya peluang besar memenangkan kontestasi pemilihan Calon anggota DPD Dapil Jatim.

Untuk saat ini, baru La Nyalla Mataliti yang memiliki jumlah suara paling besar di 37 Kabupaten dan Kota di Jatim. Inilah yang membuat La Nyalla kian percaya diri bakal memenangkan pemilihan anggota DPD.

Kendati begitu ada sejumlah catatan yang muncul untuk La Nyalla Mataliti, diantaranya mengenai ukuran performance sosial media yang belum terlalu tersebar.

Hal ini, menjadi penting lantaran DPT untuk pemilih milenial jatim mencapai 17,1 juta l yang terbilang pro aktif di sosial media.

Data Social Media Monitoring 6 bulan terakhir :

Data Twit research 3 bulan terakhir :

 

Data yang dikeluarkan oleh twetreach dan boardreader Social media monitoring, menunjukan bahwa grafik penyebaran la Nyalla mengalami penurunan, setelah pada bulan oktober 2018 pemberitaan dan cuitan di social media soal La Nyalla paling besar jumlahnya.

Jika tidak mengoptimalkan sosial media dan news informasi untuk La Nyalla mataliti, suaranya bakal anjlok di tengah pemilih milenial yang jumlahnya sangat besar.

Meskipun La Nyalla telah membawa dukungan dari 37 kabupaten/kota di Jatim, namun indikator memenangkan konstetasi pemilihan umum untuk tahun 2019 masih harus di sosialisasi, lantaran Pemilu tahun 2019 adalah pemilu pertama yang menggabungkan antara Pemilu Presiden dan Pemilu legislatif serta Pemilihan perwakilan daerah.

 

(gun)