Badung – Proyek pengeboran untuk pemasangan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 KV oleh PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) I, di kawasan Jalan Darmawangsa, Kampial, Kuta Selatan, terus menuai kecaman berbagai kalangan lantaran membuat estetika jalan sembrawut.
Pasalnya, material bekas galian dibuang begitu saja hingga menutupi saluran drainase. Keadaan ini kembali memantik kekesalan warga. Padahal, sebelumnya sudah berapa kali dikeluhkan warga dan diberitakan media, namun rekanan proyek tetap tidak perduli alias bandel.
Kabid Binamarga Direktorat Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Badung, Sang Nyoman Oka Permana mengatakan, kerusakan jalan akibat bekas galian maupun saluran drainase yang tertutup material harus segera dikembalikan seperti semula, tegasnya Selasa (9/4)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terkait keadaan jalan dibongkar jelasnya, PUPR Badung mengaku sudah sempat turun ke lokasi proyek pekan lalu untuk mendata.
“Sudah dilakukan pendataan terkait kerusakan yang ditimbulkan. Kemarin (Senin-red), sudah datang rekanan dari proyek tersebut, mereka sudah menyanggupi untuk mengembalikan seperti kondisi semula,” katanya.
Hanya, pihaknya belum mengetahui apakah kerusakan ditimbulkan sudah mulai diperbaiki. Sebelumnya, Dinas PUPR Badung juga sudah melayangkan satu kali surat peringatan.
Kata dia, bila peringatan itu tidak dikerjakan, instansinya akan mengklaim dan dananya akan masuk ke kas negara. Dana ini nanti digunakan untuk perbaikan di sana. Sejauh ini, berdasarkan pendataan, kerusakan yang ditimbulkan yaitu ada saluran drainase, ada jalan, maupun fasilitas lain.
“Pada intinya mereka harus mengembalikan. Kalau tidak dikerjakan, akan kami klaim,” sergahnya.
Selama ini, Oka Permana mengaku sudah menyarankan untuk menggunakan metode kerja yang sering dilakukan PUPR, yaitu metodeclean construction. Sayang, saran itu dikatakan tinggal saran karena tidak pernah dijalankan.
“Kami akan memperingatkan sesuai prosedur. Kalau memang sampai akhir proyek mereka tidak bisa mengerjakan, kami akan mengklaim dan memasukkan ke kas negara. Kami akan ambil alih kalau mereka tidak mampu mengerjakan,” ditegasnya kembali.