Jakarta – Rencana aksi mogok karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sejak 26 April 2019 yang ditujukan kepada salah satu pemegang saham Garuda Indonesia, Chairul Tanjung nampaknya mendapat dukungan dari beberapa Serikat Pekerja BUMN lainnya seperti SPKA
Ketua umum SPKA Edi Suryanto mengatakan bahwa gerakan dari Serikat Pekerja Garuda ini sudah benar. Dikarenakan keinginan para pekerja ini janganlah dijadikan ajange politik ” Kami mendukung sepenuhnya gerakan dari Serikat Pekerja Garuda ini. Selain ada Mou, Kami juga tidak mau para pekerja dijadikan bahan untuk berpolitik ” katanya di Surabaya Sabtu (27/4)
Sedangkab Ketua Umum Serikat Pekerja Garuda Indonesia, Ahmad Irfan Nasution, membenarkan adanya surat tersebut.
Ahmad menjelaskan secara umum pihaknya merasa sikap yang dilakukan oleh pemegang saham dapat merusak citra Garuda Indonesia. Seharusnya persoalan internal dapat diselesaikan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Kalau memang mereka begitu (konflik) ya mending kita hancurin sama-sama perusahaan ini,” ujarnya
Kata Ahmad, sikap pekerja terkait persoalan internal merupakan bukti akan kepedulian kepada perusahaan. Mereka pun mengimbau agar persoalan ini dapat segera diselesaikan. Sebab, dengan persoalan yang tetap berlanjut maka akan berdampak pada kesejahteraan mereka.
“Kan itu (ribut) berpengaruh ke saham Garuda. Pertama pernyataan pemegang saham dianggap telah merusak kepercayaan publik terhadap harga saham Garuda Indonesia di pasar yang hingga saat ini terjadi penurunan saham. hal tersebut sangat mengancam kelangsungan Garuda Indonesia tempat kami berkarier dan mencari nafkah. Atas pertimbangan tersebut, kami menyatakan akan melakukan aksi mogok seluruh karyawan Garuda Indonesia, termasuk di dalamnya Penerbangan dan Pramugari,” jelasnya
Sebagai catatan, dalam RUPST Garuda Indonesia yang digelar Rabu (24/4), ada satu polemik yang terjadi. Yaitu, laporan keuangan emiten berkode GIAA tahun 2018 ditolak oleh dua komisarisnya, yakni Chairal Tanjung dan Doni Oskaria. Kedua komisaris tersebut merupakan perwakilan dari PT Trans Airways dan Finegold Resources Ltd yang menguasai 28,08 persen saham GIAA. Trans Airways merupakan perusahaan milik pengusaha Chairul Tanjung . (zam)