Pasaman, – Masyarakat Tigo Nagari Kabupaten Pasaman meminta Gubernur Sumbar mencarikan investor pabrik sawit. Hal ini disampaikan salah satu tokoh masyarakat Tigo Nagari Martias saat dialog jelang berbuka puasa dengan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno pada kegiatan Safari Ramadhan di Tigo Nagari, Jum’at (10/5).
Permintaan itu karena rendahnya harga sawit hanya Rp 750 per kilogram, sehingga membuat petani sawit di Tigo Nagari Kabupaten Pasaman menjerit perih.
“Harga kekinian Rp 750 per kilo membuat kami menjerit perih pak gubernur, banyak kridit motor tidak terbayar dan ditarik oleh dealer, hutang pun bunga berbunga,” kata Martias.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia katakan, hanya di era SBY mereka merasakan enaknya jadi petani sawit karena harga mencapai Rp 1600 per kilo waktu itu.
Menurut Martias sebab harga sawit mereka rendah karena tidak ada pabrik pengelolaan sawit di Tigo Nagari bahkan di Kabupaten Pasaman.
“Kami satu-satunya daerah lumbung sawit tidak punya pabrik pak, padahal lahan kebun sawit mencapai 15 ribu hektar milik masyarakat tidak perusahaan,” ujar Martias.
Akibatnya, petani sawit menjual ke pabrik di Agam dan di Pasaman Barat biaya ongkos berat harga beli pun rendah.
“Mohonlah pak gubenur mencarikan atau merekomendasikan investor pabrik sawit untuk Tigo Nagari, untuk lahan aman dan tersedia,”ujar Martias.
Selama ini investor telah banyak yang datang, tapi masyarakat menilai kelas mereka baru investor abal-abal.
“Tapi kalau Pak Irwan Prayitno merekomendasikan mungkin harapan Tigo Nagari punya pabrik sawit segera terujud,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno memaklumi rendahnya harga sawit berdampak pada geliat ekonomi masyarakat di Tigo Nagari.
“Saya paham karena harga sawit ditentukan harga pasaran dunia, tapi untuk pabrik saya akan minta Pak Benny (Assiten II,red) untuk menjajaki investor pabrik, asal lahan tersedia dan aman,” tutur Irwan Prayitno.
(Darlin/bh)