Gianyar – Seorang pasien Donatus Minches Peso Parera (Donny Parera) mengaku kesakitan setelah dihentikan dalam pemberian obat dari pihak Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Kabupaten Gianyar.
Pasalnya, lelaki berprofesi sebagai jurnalis media on line fajar timur ini dikabarkan tidak mampu membayar biaya pengobatan pasca habis operasi pengangkatan ginjal kirinya.
Selaku pihak keluarga, Maria Christina Dwi Cahyani, anak kandung Donny mengatakan, setelah pemberian beberapa jenis obat dihentikan, ayahnya sering mengeluh kesakitan di beberapa bagian tubuh, ungkapnya, Minggu (12/5)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ditanya tentang alasan pihak rumah sakit menghentikan pemberian obat, Maria mengaku kurang tahu. Namun berdasarkan dugaan, pihaknya mengungkap diperkirakan lantaran keluarga kesulitan membiayai tagihan pengobatan ayahnya.
“Ketika awal masuk rumah sakit pada Rabu (8/5) malam, kami diberi tahu bahwa nanti biaya operasi dan lainnya, setidaknya berkisar Rp 20 jutaan. Nah, kemudian melonjak jadi Rp 44 juta pada tanggal 10 Mei dan kemarin tanggal 11 Mei angka tagihan sudah mencapai Rp 45 juta lebih. Namun kami hanya bisa menyediakan Rp 9 juta sebagai uang muka,” ungkap Maria.
Tanpa dapat menyembunyikan kesedihan, Maria kemudian mengatakan kalau ia dan keluarga sudah mengupayakan untuk memindahkan ayahnya ke Rumah Sakit Wangaya Denpasar, agar biayanya lebih terjangkau. Namun, peraturan rumah sakit mengharuskan keluarga pasien mesti lebih dulu melunasi pembayaran tagihan, baru boleh meninggalkan RSKI.
“Kami tidak tahu lagi, kemana harus mengupayakan pembayaran sisa tagihan. Sedang kalau dirawat di RSKI terus, kami takut pembayaran nanti makin banyak. Sekarang kami tidak tega mendengar keluhan papa, yang mengaku luka bekas operasinya terasa sakit, karena memang sejak kemarin (Sabtu) sore, obat tertentu sudah dihentikan pemberiannya pada papa. Termasuk obat antisakit, padahal papa kan baru operasi. Papa sekarang jadinya pasrah saja, semoga ada jalan,” terangnya seraya menahan air mata.
Sementara, Plt Ketua Ikatan Media Online (IMO) Indonesia Wilayah Bali, Tri Vivi Suryani ketika dihubungi terpisah mengatakan, hingga kini pihaknya masih mengupayakan jalan terbaik untuk dapat memindahkan Donny Parera dari RSKI ke RS Wangaya.
“Kami tengah melakukan penggalian dana, untuk membayar tagihan atas nama rekan Donny Parera. Sungguh menyedihkan, pihak rumah sakit sama sekali tidak mau memberi kebijakan agar pasien diizinkan pindah tempat berobat sebelum melunasi tagihan. Kami sudah menghubungi manajemen dan meminta kebijakan agar pasien bisa pindah, namun tidak dikabulkan,” ujarnya.
Bila diizinkan pindah, kata Vivi, sisa tagihan pembiayaan akan dibayarkan maksimal 2 minggu ke depan, karena sejumlah rekan IMO kini tengah berupaya melakukan penggalian dana.
Vivi melanjutkan, penggalian dana dilakukan dengan ‘door to door’ kepada tokoh atau organisasi tertentu yang peduli. Seperti Flobamora, adalah satu organisasi yang telah menyatakan kesediaan untuk membantu berdonasi kemanusiaan untuk Donny Parera.
“Intinya kami tidak akan berhenti berjuang untuk kesembuhan bagi saudara kami Donny Parera,” tegasnya.
Ketika awak media mencoba menghubungi Ni Wayan Kariati selaku Manager on Duty RSKI untuk meminta konfirmasi, ternyata gagal berkomunikasi dengan yang bersangkutan. Berkali-kali ditelphone, yang bersangkutan tidak mengangkat.