Blitar.deliknews – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar menggelar upacara peringatan hari lahir (harlah) Pancasila di Alun-Alun Kanigoro, Sabtu (01/06/2019).

Upacara dipimpin langsung oleh Bupati Blitar, Rijanto, sebagai inspektur upacara. Peserta upacara diikuti oleh sejumlah perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Blitar, hingga anggota TNI dan Polri.

Para undangan diikuti oleh Kapolres Blitar AKBP Anisullah M Ridha, Kepala Dandim 0808 Blitar Letkol. Kris Bianto, hingga Kepala BNN Kabupaten Blitar.

Dalam sambutannya, Rijanto menandaskan, tanggal 1 Juni sebagai tanggal lahirnya Pancasila sudah mutlak dan final. Kata Rijanto, perdebatan kembali asal usul perihal lahirnya Pancasila merupakan langkah yang kontraproduktif ditengah arus modernisasi perdaban bangsa. Sehingga, saat ini ialah waktunya untuk memaknai Pancasila bagaimana untuk mengamalkan setiap nilai yang terkandung di sila-sila Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Kita harapkan perdebatan kelahiran Pancasila sudah tidak diperdebatkan kembali. Yang diperlukan saat ini ialah bagaimana mengamalkan nilai Pancasila secara simultan dan terus menerus. Kelahiran Pancasila 1 Juni sudah final dan hingga kini sebagai dasar negara,” kata Bupati Rijanto dalam sambutannya.

Rijanto menguraikan, kelahiran Pancasila 1 Juni tidak bisa dipisahkan dengan peristiwa sejarah proses menuju kemerdekaan Indonesia. Pertama, kelahiran Pancasila masih mengandung benang merah dengan peristiwa pembentukan Piagam Jakarta (Cikal bakal UUD 1945) oleh Panitia Kecil pada tanggal 22 Juni 1945. Kemudian, pengesahan Pancasila oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 18 Agustus 1945.

“Sebagai energi positif bangsa, Pancasila terus memberikan harapan masa depan di dalam visi misi bangsa melalui Pemerintah. Pancasila adalah rumah kita bersama sebagai pemersatu bangsa dan obat solusi persoalan bangsa,” urai Rijanto.

Di lingkup lokal, kata Rijanto, Pancasila menjadi sumber inspirasi pemikiran pembangunan daerah dengan dasar sosial kerakyatan. Kemudian Pancasila, sambung Rijanto, seyogyanya menjadi way of live atau gaya hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Pancasila merupakan ideologi negara yang fundamental untuk menuntun kita sebagai bangsa yang satu tanah air, sebagai gaya hidup berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.(hms)