JAKARTA – Pertemuan dua tokoh politik, Prabowo Subianto dan Megawati Soekarno Putri dinilai sebagai jalan rekonsiliasi ditengah suhu politik yang memanas pascapilpres.
Direktur Center for Public Policy Studies (CPPS) Institut STIAMI Jakarta, Bambang Istianto, mengatakan pertemuan Prabowo-Megawati sangat memungkinkan dalam upaya strategi untuk membuka koalisi baru. Menurutnya, pertemuan kedua tokoh itu dapat diartikan sebagai jalan tengah untuk meredam gejolak politik di antara kedua kubu pendukung Capres Cawapres pada Pilpres lalu.
“Meski beberapa elit partai pengusung Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres kemarin terlihat tidak nyaman dengan pertemuan kedua tokoh tersebut, namun begitulah realita politik di Indonesia. Artinya, tidak ada kawan dan lawan yang abadi di politik,” ungkap Bambang kepada wartawan, Kamis (25/7/2019).
Menurut Bambang, pertemuan dua ketua umum partai besar yang pernah menjadi rival pada kontestasi politik April lalu dapat memeperkuat kohesi sosial menuju rujuk nasional.
Selain iti, dapat mendorng rekonsiliasi yang sesungguhnya. Yakni memperkuat arah negosiasi dengan Presiden sesuai visi dan misi Prabowo.
“Prabowo dan Gerindra-nya kemungkinan dengan koalisinya ikut berperan dalam mengendalikan pemerintahan periode kedua Jokowi. Selain itu, memiliki peluang kuat menyelesaikan persoalan umat,” tutur Bambang.
Bambang juga mengapresiasi pertemuan kedua tokoh tersebut. Untuk itu, ia berharap agar para pendukungnya dapat menerimanya atas realita politik yang berkembang pesat ditengah iklim demokrasi yang kian terbuka. (red)