JAKARTA – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto diminta berhati-hari dalam membangun kerja sama di bidang politik terkait wacana pertukaran kader Partai Golkar dengan Partai Komunis Cina.
Melihat ini pengamat komunikasi politik Universitas Mercu Buana Jakarta, Dr Syaifuddin mengatakan bahwa pertemuan tersebut akan berdampak buruk pada partai Golkar “Karena kerja sama yang akan dibangun antara dua partai politik yang memiliki faham berbeda itu akan berdampak buruk terhadap Partai Golkar itu sendiri. Utamanya nanti pada Pemilu 2024 mendatang. Dengan kondisi sekarang saja, Airlangga kurang mendapat simpati publik, itu terlihat dengan menurunnya perolehan kursi Golkar di DPR RI maupun perolehan kursi tingkat nasional,” ungkapnya kepada awak media, Minggu (22/9).
Menurut dia, masyarakat Indonesia masih sangat alergi terhadap faham komunis. Terlebih, sejarah berdirinya Partai Golkar merupakan bentuk perlawanan idiologi Partai Komunis yang saat itu dilarang di era Soeharto.
“Golkar saat itu lahir sebagai partai yang menjadi alternatif pilihan terdiri dari kalangan intelektual, nasionalis, dan mewakili kalangan religius yang bergabung dengan birokrasi dan militer untuk melawan faham komunis di Indonesia. Kalau, Airlangga kembali menjalin hubungan dengan faham komunis sama saja akan mengubur sejarah berdirinya Golkar,” jelasnya
Syaifuddin juga berpendapat wacana program kerjasama pertukaran kader Partai Golkar dengan Partai Komunis Cina sudah jelas melawan kebijakan Partai yang selama ini telah terbangun dengan baik. “Kami melihat Airlangga yang lahir dari patronasi politik sepertinya tidak bagus dalam memimpin Partai Golkar. Berbeda dengan calon-calon ketua umum Partai Golkar yang lain, dan publik sudah tau siapa orangnya. Dan itu memang murni kader yang berjuang dan terbentuk dari muda,” ucap dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato mengatakan kader-kader partai pohon beringin akan melakukan pertukaran dengan Partai Komunis China hanya sebatas studi banding “Apresiasi kerja sama antara Partai Komunis Tiongkok dengan Partai Golkar karena selama ini sudah terjadi, pertukaran studi berjalan sejak lama antara PKT dan Partai Golkar dan kita rata-rata bisa mengirim kader-kader ke sana 15 per tahun,” kata Airlangga usai pertemuan di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9).
Program pertukaran ini akan terus dilanjutkan dan juga Golkar berapresiasi dan berdiskusi terbuka terkait dengan kerja sama di level parpol
Airlangga menjelaskan Song Tao telah mengundang partainya untuk balik berkunjung ke China. Selain itu, keduanya sepakat untuk melanjutkan pertukaran kader, khususnya perempuan dan pemuda dalam program pendidikan. “Partai PKT mengundang Partai Golkar untuk mengunjungi China dan tentu kita akan respons secara positif. Kemudian melanjutkan program pendidikan atau pertukaran, di mana kader mereka akan meninjau ke Indonesia dan kader kita akan meninjau ke China, dalam bentuk studi banding baik itu kader perempuan atau pun kader pemuda,” ujarnya.
Tak hanya itu, kedua partai politik itu juga menyepakati kerjasama bilateral terutama dalam bidang ekonomi dan pembahasan situasi global ke depan.
“Kerja sama bilateral antara kedua negara di bidang ekonomi maupun kebudayaan, sekaligus juga membahas tantangan perekonomian dan situasi global ke depan. Kita bahas juga soal investasi China di Indonesia, termasuk di bidang mineralisasi logam, seperti di Morowali atau pun industri otomotif,” ucapnya. (red)