Bogor – Bergabungnya Partai Gerindra ke dalam koalisi Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih simpang siur jelang pelantikan presiden 20 Oktober mendatang.

Meski telah menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu belum mengungkapkan kepada publik, sikap atau arah politik mereka untuk lima tahun ke depan.

Berlangsung di kediaman Prabowo di Hambalang, Kabupaten Bogor, Rapimnas dihadiri oleh sekitar 2.000 kader dan relawan Partai Gerindra.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan, terdapat empat agenda yang dilaksanakan dalam Rapimnas. Pertama, penyampaian gambaran umum terkait arah dan sikap politik partai oleh Prabowo.

Kedua, pandangan umum daerah yang diwakili oleh lima zona wilayah. Ketiga, panduan-panduan teknis kegiatan jangka pendek dan jangka panjang Partai Gerindra 2019-2024 oleh para Wakil Ketua Umum Gerindra. “Terakhir, kesimpulan Rapimnas oleh Sekjen DPP Gerindra,” ujar Dasco, Kamis (17/10).

Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan, ada tiga sikap politik mantan Danjen Kopassus itu yang disampaikan kepada 2.000 kader Partai Gerindra yang hadir. Pertama, Prabowo sudah menyerahkan konsepsi terkait dorongan besar untuk ekonomi Indonesia. Dengan berlandaskan semangat ketahanan pangan, energi, pertahanan dan keamanan yang kuat kepada Presiden terpilih Joko Widodo.

Kedua, berangkat dari konsepsi tersebut, Prabowo mempersilakan Jokowi jika ingin menggunakan konsep yang ditawarkannya. Namun jika tidak diterima, ia akan tetap mendukung pemerintah demi kepentingan bangsa yang lebih baik.

“Pak Prabowo dan Gerindra mempersilakan. Namun bila tidak kami akan tetap bekerjasama untuk kepentingan NKRI,” ujar Dahnil di sela Rapimnas.

Terakhir, Prabowo memutuskan untuk tetap menjaga kerukunan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bersilaturahim. Serta, berkomunikasi untuk musyawarah mufakat bagi kepentingan Indonesia.

“Pak Prabowo memahami pentingnya komunikasi dan silaturahim secara terus menerus setelah kontestasi Pilpres seperti menjaga kerukunan berbangsa dan bernegara,” ujar Dahnil.

Ditanya soal peluang Partai Gerindra bergabung dengan koalisi Jokowi, Dahnil mengungkapkan bahwa beliau mengaku siap jika negara memang membutuhkannya. “Kalau bahasanya Pak Prabowo itu, bila negara memanggil, tidak ada alasan (menolak). Karena Pak Prabowo itu patriotisme itu penting, jadi untuk kepentingan bangsa dan negara,” ujarnya