Padang, – Anggota DPR RI Hj. Nevi Zuairina menyampaikan pentingnya peran perempuan di parlemen dan dalam pengawasan Pemilu 2019.
Kaum perempuan dapat lebih idealis terjun di dunia politik ketika mendapat karpet merah dari kaum laki-laki dalam ruang publik.
Hal ini disampaikannya saat jadi narasumber Seminar Sosialisasi Peran Perempuan dalam Pengawasan Pemilu di Padang, Sumatera Barat, di Padang, Senin (28/10).
Menurutnya, perempuan tidak serta merta menjadi anggota dewan memikirkan gaji atau take home pay.
BACA JUGA : Kata Hendropriyono, Jokowi Salah Tempatkan Menteri
Perempuan di pentas politik tidak memikirkan kebutuhan untuk keluarganya karena kebutuhan itu dipenuhi oleh suaminya. Ini keyakinannya terbentuk, seorang perempuan di parlemen secara fitrah tidak mungkin menjadi korup akibat memikirkan harta kekayaan.
“Sepanjang berkiprah di parlemen dan mendapat dukungan penuh dari suaminya, jiwa perempuannya akan terbangun sehingga dunia politik lebih halus yang pada akhirnya di parlemen menjadi institusi ramah pada perempuan. Keadaan ini akan berlaku bila kaum laki – laki yang duduk di parlemen memberikan kehormatan pada perempuan di parlemen”, jelas anggota DPR RI Komisi VI ini.
BACA JUGA : Gedung IGD Diresmikan Kabar Baik Buat Masyarakat Pasaman
Pepatah sudah berlaku bahwa dibalik pria hebat, ada peran peran perempuan hebat di belakangnya.
Untuk itu, para laki – laki hebat perlu memberikan ruang yang lebih luas bagi kaum perempuan yang mendukungnya terutama di ranah publik .
Keterwakilan perempuan di Parlemen di DPR RI dari masa- kemasa, sudah menunjukan peningkatan keterpilihan sejak tahun 2004 hingga 2019.
“Banyak perempuan berada dalam lembaga publik bukan hanya sebagai anggota dewan atau menteri. Penyelenggara dan pengawas pemilu pun ada pos-pos komisionernya adalah perempuan baik tingkat pusat maupun daerah. Sejarah perkembangan peradaban Indonesia banyak diisi oleh kaum perempuan mulai dari Ratu Shima, Nyak Dien, Kartini hingga Megawati Sukarno Putri dan Ketua DPR RI sekarang dipikul perempuan yakni ibu Puan Maharani”, ungkap Nevi.
Intinya semua tergantung kaum laki-lakinya bersedia memberikan kesempatan bagi perempuan dan bagaimana juga perempuan mampu membangun kualitas demokrasi yang ditandai dengan keseimbangan peran gender dalam pengambilan keputusan politik.