Mewaspadai Gerakan Teroris “Lone Wolf”

- Editorial Staff

Jumat, 15 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh :Ahmad Pahlevi 

Teror bom bunuh diri terjadi di Mapolresta Medan pada Rabu (13/11/2019). Hasil investigasi awal Polisi menduga bahwa pelaku beraksi sendirian (lone wolf) dan tidak terafiliasi dengan kelompok tertentu. Pergerakan lone wolf cenderung sulit terdeteksi karena pelaku langsung terpapar radikalisme dari media sosial, sehingga sinergitas masyarakat dan pihak keamanan perlu untuk ditingkatkan.

Insiden Bom Bunuh Diri kembali terjadi di Medan, Sumatera Utara. Hal ini ditengarai berhubungan dengan Lone Wolf. Sepertinya insiden semacam ini sering terjadi menjelang hari-hari besar seperti Natal dan acara Tahun Baru. Dari beberapa kejadian biasanya bertepatan dengan hari-hari seperti ini. Bukan tak mungkin kelompok yang menaungi sang pelaku sengaja melakukanya untuk suatu alasan. Melemparkan rasa takut dan kekhawatiran serta mengintimidasi pemerintahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berkenaan dengan itu, apakah maksud dan lone wolf yang dinilai banyak pihak sangat meresahkan? Aksi lone wolf ini umumnya dilancarkan oleh anak muda serta dilakukan secara mandiri. Sesuai dengan namanya, lone berarti berdiri sendiri.

Artinya mereka melakukan penyerangan secara mandiri dan tidak terkait dengan jaringan atau kelompok manapun. Termasuk dalam merakit bom sendiri, hingga mencari target-pun juga sendiri. Hal ini dilakukan karena mereka menganggap jika melakukannya secara berkelompok akan lebih mudah untuk dideteksi oleh aparat keamanan.

Apalagi gerakan ini terbentuk oleh peranan internet. Yakni propaganda serta provokasi yang diuarkan melalui media sosial tampaknya berhasil mempengaruhi. Sebab, jiwa muda ini tentunya masih labil dan mudah untuk disusupi paham-paham menyimpang seperti radikalisme dan terorisme.

Sementara teror lone wolf di Medan ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Setidaknya terdapat 3 aksi lone wolf yang pernah berlangsung di Indonesia. Yakni, penyerangan di Mapolresta Solo, Gereja di Medan serta penyerangan Polisi di daerah Tangerang. Untuk bom bunuh diri di Medan ini masih didalami motif yang melatarbelakanginya.

Namun menurut Pendeta Albertus Patty selaku menurut Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), fenomena lone wolf bisa saja akibat luka batin berkat suatu peristiwa. Yang akhirnya menimbulkan kemarahan serta upaya balas dendam terhadap pihak tertentu. Bisa juga akibat tekanan sosial ekonomi.

Definisi lain dari Burton dan Stewart dalam esai Stratfor, bahwasanya mereka mendefinisikan satu-satunya pelaku sebagai orang yang bertindak sendiri tanpa adanya perintah dari atau bahkan koneksi ke suatu kelompok. Lone wolf merupakan seorang agen yang mampu melakukan aktivitas diri kapan saja.

Kendati demikian, Burton menegaskan meski tak ada koneksi dengan jaringan atau organisasi. Tak menutup kemungkinan mereka mempunyai jaringan atau kelompok melalui kontak privat maupun konten inspirasional lewat internet.
Sebelumnya, Gerak-gerik Rabbial Muslim Nasution (pelaku bom bunuh diri) dicurigai ketika hendak masuk ke Mapolrestabes Medan, Sumut.

Rabbial mengaku ingin mengurus SKCK saat diperiksa, namun kemudian dirinya meledakkan bom di depan halaman Mapolrestabes Medan. Sebagai informasi, pelaku ini menggunakan atribut ojek online. Namun, ketika diperiksa tak ditemukan benda mencurigakan melalui jaket, tas maupun atribut lainnya.

Dari insiden ini dilaporkan enam orang terluka. Empat korban luka merupakan personel Polri, satu orang adalah pekerja harian lepas sementara satu lainnya adalah warga.

Beserta sejumlah kendaraan yang terparkir di halaman Mapolrestabes Medan mengalami kerusakan.
Berapa barang yang turut diamankan, ialah baterai berdaya 9 volt, pelat besi metal, kemudian ada paku yang berjumlah cukup banyak dengan berbagai ukuran. Beberapa irisan kabel termasuk tombol on/off.
Tim penjinak bom (jibom) dari Polda Sumut juga melakukan penggeledahan rumah di Pasar 1 Marelan, Medan Marelan. Rumah tersebut diduga sebagai kediaman pelaku bom bunuh diri. Menurut keterangan kepala lingkungan, rumah tersebut baru ditinggali sekitar 1 bulan.

Yakni tersangka bersama istrinya. Dari penggeledahan itu polisi berhasil membawa pipa besi sepanjang sekitar 2 meter, sebuah tas hitam, keranjang anyaman yang didalamnya banyak terdapat kabel-kabel, anak panah, dan juga sebuah koper hitam.

Maraknya perkembangan aksi terorisme ini kian meresahkan warga. Ada yang berkelompok, juga berdiri sendiri layaknya lone wolf. Masyarakat diimbau untuk terus mewaspadai orang-orang maupun pihak yang dinilai mencurigakan.

Sendiri maupun berkelompok, pergerakannya perlu diwaspadai mengingat kini keselamatan jiwalah yang menjadi sasaran. Jangan sampai lengah, hindari juga intensitas penggunaan internet diluar kepentingan yang tidak bersifat urgensi. Semoga insiden ini awal terbukanya jalan untuk meringkus seluruh organisasi terkait.

)* Penulis adalah pengamat sosial politik

Berita Terkait

Ternyata, Ini Keuntungan Motor Listrik yang Menggunakan Baterai Litium
Ini Jumlah Total Populasi Motor Listrik di Indonesia
Toyota Tawarkan Mau Innova Lebih Murah Atau Mobil Hybrid?
Komunitas CB Madiun (KCBM) Gelar Deklarasi “Kami Masih Butuh Polisi”
World Superbike Tingkatkan Arus Pariwisata
Pegawai KPK Gagal TWK Pantas Dipecat
Mendukung Pemberhentian Pegawai KPK Gagal TWK
Mewaspadai Ledakan Covid-19 Pasca Lebaran

Berita Terkait

Sabtu, 27 Januari 2024 - 17:44 WIB

Ternyata, Ini Keuntungan Motor Listrik yang Menggunakan Baterai Litium

Kamis, 25 Januari 2024 - 18:18 WIB

Ini Jumlah Total Populasi Motor Listrik di Indonesia

Kamis, 25 Januari 2024 - 18:11 WIB

Toyota Tawarkan Mau Innova Lebih Murah Atau Mobil Hybrid?

Kamis, 27 Oktober 2022 - 17:49 WIB

Komunitas CB Madiun (KCBM) Gelar Deklarasi “Kami Masih Butuh Polisi”

Jumat, 19 November 2021 - 21:41 WIB

World Superbike Tingkatkan Arus Pariwisata

Senin, 28 Juni 2021 - 23:34 WIB

Pegawai KPK Gagal TWK Pantas Dipecat

Selasa, 1 Juni 2021 - 03:38 WIB

Mendukung Pemberhentian Pegawai KPK Gagal TWK

Kamis, 13 Mei 2021 - 23:06 WIB

Mewaspadai Ledakan Covid-19 Pasca Lebaran

Berita Terbaru

Bambang Haryo Soekartono, Pengamat Kebijakan Publik.

Ekonomi & Bisnis

Bambang Haryo Minta Pembatasan Angkutan Logistik Saat Mudik Dikaji Ulang

Kamis, 28 Mar 2024 - 10:42 WIB

Regional

Pemerintah dan Masyarakat Komitmen Berantas Lawan KST Papua

Rabu, 27 Mar 2024 - 23:59 WIB