Oleh : Rifat Akbar
Virus Corona yang menyebar dari Wuhan-China telah memicu kekhawatiran global bagi negara-negara lain. Pemerintah pun siap mengantisipasi ancaman Virus Corona tersebut dengan melakukan berbagai langkah langkah taktis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan nama resmi baru untuk virus corona, yakni Covid-19. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus di hadapan media di Jenewa, Swiss mengatakan nama tersebut dipilih untuk menghindari stigma terhadap ras tertentu, lokasi geografis, atau spesies hewan. Saat ini, wabah Covid-19 atau virus corona, dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Sebagian besar korban berada di China, sementara dua korban lainnya di Hong Kong dan Filipina. Jumlah orang yang terinfeksi virus corona di seluruh dunia tercatat mencapai lebih 44,000 orang dan menewaskan 1.115 orang. Lebih dari 25 ribu penduduk Hubei dirawat akibat virus corona. Dari jumlah itu, ada 1,298 berada dalam kondisi kritis.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa dunia harus sadar dan menganggap virus corona sebagai musuh publik nomor satu. Penyebaran virus dapat menyebabkan gangguan luas dan masif serta dinilai lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial, dan ekonomi daripada serangan teroris apapun.
Salah satu dampaknya yaitu terhambatnya pertumbuhan ekonomi China dan mempengaruhi gejolak ekonomi global, serta timbulnya krisis politik yang menggoyahkan otoritas Presiden China, Xi Jinping terkait kurangnya kepercayaan rakyat China karena penyebaran virus corona.
Bagaimana dengan kesiapan Indonesia mengatasi ancaman Covid-19? Presiden Joko Widodo, telah menginstruksikan kepada seluruh Menteri terkait untuk menghitung seberapa besar dampak virus corona bagi perekonomian Indonesia dan meminta kepada seluruh masyarakat agar jangan panik terkait virus corona. Pemerintah, sudah melakukan berbagai langkah guna mencegah merebaknya virus corona di Tanah Air dengan mengambil langkah-langkah perlindungan dan pencegahan agar virus corona tidak mengancam kesehatan rakyat Indonesia.
Mulai dari pemberlakuan protokol kesehatan, kemudian tidak mengizinkan semua pendatang yang tiba dari mainland China atau sudah berada di sana selama 14 hari untuk masuk dan transit di Indonesia. Terkait protokol kesehatan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan virus Corona sampai saat ini tidak masuk ke Indonesia dan pemerintah, tidak menutup-nutupi kasus apapun.
Kementerian Kesehatan memiliki alat yang sudah teruji untuk pemeriksaan terkait virus tersebut dan menerapkan protokol kesehatan sebaik mungkin salah satunya mengoptimalkan penggunaan thermal scanner di bandara dan pintu masuk wisatawan mancanegara, rumah sakit, dan pelayanan kesehatan lainnya.
Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr. N. Paranietharan menegaskan, Indonesia memiliki kemampuan untuk mendeteksi virus corona. Bagi yang masih meragukan kemampuan Indonesia dalam mendeteksi virus corona, Indonesia punya kapasitas. Indonesia punya alatnya.
Pemeriksaan terhadap 2019-nCoV pada dasarnya dapat dilihat dari genomic sequencing (pengurutan DNA) yang baru ada dari China sejak 12 Januari. Dan virus tersebut dapat dideteksi dengan menggunakan PCR atau Polymerase Chain Reaction, hanya saja seluruh rangkaian pemeriksaan membutuhkan waktu lama. Indonesia selalu memiliki PCR untuk coronavirus sejak 14 Januari sebagaimana negara Asia lainnya
Selain melarang warga negara asing yang dalam 14 hari terakhir berkunjung ke China untuk datang ke Indonesia, pemerintah untuk sementara waktu juga menghentikan produk impor dari China. Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto mengatakan kebijakan pemerintah melarang impor life animal dari China. Kalau ada yang sekarang dikirim ke Indonesia maka akan dikembalikan. Menteri Perdagangan, Agus Supramanto juga menegaskan hanya hewan hidup saja yang dihentikan impornya untuk sementara waktu.
Satu lagi upaya pemerintah yang dalam hal ini patut diapresiasi adalah proses evakuasi cepat WNI di Provinsi Hubei, China kembali ke tanah air, dengan tahapan observasi sedemikian rupa dan karantina di Natuna, menunjukkan kesiapan serta perencanaan yang baik dari pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran virus ke Indonesia sekaligus mengamankan WNI di China yang berpotensi terpapar virus.
Namun, upaya pemerintah dalam memerangi potensi besar ancaman virus corona, baik dari segi sosial, ekonomi dan politik perlu mendapat dukungan dari semua pihak, sinergitas dan kordinasi unsur pemerintahan serta kewaspadaan dan kesadaran seluruh masyarakat untuk bersama menjaga Indonesia aman dari virus corona yang telah memakan korban lebih banyak di banding virus SARS tahun 2002-2003 lalu.
Penulis adalah pengamat sosial politik
Tinggalkan Balasan