Pasaman, – Ketua DPRD Pasaman Bustomi pada akhir Maret 2020 kemarin meninjau Posko Penanganan Covid-19 di Mapattunggul Batas Pasaman Sumbar-Sumut, kali ini kembali meninjau di Batas Pasaman Sumbar-Riau, Sabtu (4/4/20).

Menurut data tim penjaga, jumlah rata-rata yang melewati jalan tersebut setiap hari sekitar 50 orang keluar masuk antar provinsi, mayoritas pedagang dan petani.

Bustomi menyarankan agar selalu memonitor warga yang pulang dari rantau dan untuk memeriksa, mencatat, melaporkan, guna penanganan Covid-19 ini agar tidak sampai terjangkit didaerah Pasaman.

Langkah-langkah antisipasi itu dengan memperketat pengawasan di daerah perbatasan, social distancing dan physical distancing harus benar-benar terterapkan dengan baik.

“Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan sekarang. Bagaimanapun kita tidak bisa melarang pemudik masuk ke Pasaman, akan tetapi kita bisa mengawasi para pemudik yang masuk itu, sehingga mereka benar-benar melakukan isolasi mandiri setelah tiba di kampung, sesuai aturan yang telah ditetapkan,” tegas Bustomi.

Ia berharap apabila ada masyarakat yang pulang kampung dan tidak terdaftar di perbatasan, diminta agar segera melapor ke petugas terkait. Transparansi kunci penting dalam menghadapi Covid-19.

“Apabila ada gejala, segera periksakan diri ke puskesmas. Jangan malu untuk melapor, jangan malu untuk mengakui kita positif Covid-19. Ini bukan aib, jadi tidak perlu disembunyikan. Justru dengan berterus terang, akan membantu menekan penyebaran virus corona ini,” ungkap Bustomi.