Oleh : Tri Waluyo

Radikalisme adalah tindakan yang patut diwaspadai, karena sangat berbahaya bagi ketahanan bangsa. Penyebaran radikalisme dicegah oleh pemerintah, agar tidak ada bibit-bibit teroris baru yang bermunculan. Masayarakan juga diharap langsung melapor ke pihak berwajib jika melihat ada kumpulan yang mencurigakan.

Pernahkah Anda membaca berita tentang sekumpulan anak TK yang menghebohkan, karena memakai kostum baju hitam dan membawa senapan plastik, layaknya teroris? Peristiwa itu membuat banyak orang tersentak, karena bagaimana bisa radikalisme sudah diajarkan kepada balita yang masih polos. Penyebaran paham ini makin meluas dan pemerintah berusaha keras untuk mencegahnya.

Radikalisme sangat berbahaya karena bisa menggoyang pemerintahan. Mereka melakukan apa saja demi bisa mewujudkan negeri impian dan tidak percaya pada pancasila serta demokrasi. Termasuk dengan menggunakan kekerasan, pengeboman, dan terorisme.

Jika paham ini menyebar, maka tentu akan jadi situasi yang berbahaya, akibat kekerasan yang mereka tebar di mana-mana. Sudah berapa korban yang meninggal karena bom yang dipasang oleh oknum yang radikal? Jika mereka selamat, maka bisa jadi kena cacat permanen karena aksi super jahat tersebut. Oleh karena itu, pemerintah berusaha mencegah penyebaran radikalisme yang dengan nyata merusak tatanan masyarakat.

Mencegah dan mewaspadai radikalisme bukan berarti mencurigai beberapa kelompok dan negative thinking. Jika ada penggerebekan tentu sudah dilakukan penyelidikan terlebih dahulu, serta ada bukti dan saksi yang kuat.

Jadi tidak benar bahwa ada tuduhan bahwa pemerintah semena-mena, karena tindakan ini bertujuan agar mencegah radikalisme menggurita di Indonesia. Bukan sebuah pencitraan agar dipuji karena bisa menangkal teroris.

Jika ada orang yang masih terus menghujat langkah pemerintah untuk mencegah penyebaran radikalisme, seharusnya ia berpikir.

Ketika nanti pucuk pimpinan diganti dan demokrasi digulingkan, akankah keadaan ekonomi di Indonesia jadi lebih baik? Hati-hati sebelum berucap, karena pemerintah tentu sudah mempertimbangkan masak-masak agar penangkalan radikalisme ini berjalan dengan lancar dan aman.Kaum radikal saja berani menggunakan kekerasan agar permintaanya dituruti, apalagi kalau ia misalnya jadi presiden. Jika hal itu benar-benar terjadi, bagaimana nasib negeri ini? Bisa-bisa banyak yang stres dan mati merana karena perintah mereka yang sangat otoriter dan memimpin dengan tangan besi. Apakah Anda mau azas pancasila dan sistem demokrasi diganti?

Cara untuk mencegah penyebaran paham ini adalah dengan menerbitkan buku petunjuk tentang apa itu radikalisme dan bahayanya. Jadi, masyarakat jadi tahu apa sebenarnya artinya. Mereka bisa tegas menolak jika diajak untuk ikut serta dalam kelompok tersebut. Lantas melaporkannya kepada polisi agar segera ditindak dengan tegas.

Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena ada orang yang terlalu lugu sehingga mau ikut diajak dalam kaum radikal. Padahal ia tak tahu apa sebenarnya tujuan dari grup ini. Akibatnya, keluarganya jadi korban ketika ia malah diajak bersembunyi oleh kelompoknya, karena dikejar-kejar terus oleh pihak yang berwajib.

Radikalisme memang harus ditumpas agar situasi di negeri ini jadi aman. Jangan sampai ada korban berikutnya, apalagi korban yang meninggal dan bahkan seorang warga negara asing. Mau ditaruh mana muka dan kehormatan Indonesia? Sudah seharusnya kita langsung melapor kepada pihak berwajib, jika ada kegiatan yang mencurigakan.

Selain itu, para ASN, polisi, dan tentara, wajib untuk menaati pemerintah dan dilarang keras untuk masuk ke dalam kelompok radikal. Jika ketahuan, maka bisa terancam hukuman dan ditegur dengan keras. Mereka adalah abdi negara jadi sudah seharusnya pro pada pemerintah.

Paham radikal memang sangat berbahaya karena sudah meracuni banyak orang, mulai dari dewasa hingga anak-anak. Ketika ada yang mencurigakan, jangan ragu untuk melapor pada polisi. Radikalisme sudah selayaknya dicegah dengan sosialisasi, agar tidak menyebar ke seluruh pelosok negeri ini.

Penulis adalah Mahasiswa IAIN Salatiga