Belu – kondisi desa Silawan kecamatan Tasi feto Timur di kabupaten Belu NTT, yang berbatu, membuat masarakat kesulitan untuk menggali sumur. Dengan kedalaman 40 meter sampak 60 meter baru bisa medapatkan sumber mata air bersih.
Wilayah yang berbatu membuat warga desa Silawan kecamatan Tasi Feto kesulitan membuat sumur di tempat tinggalnya. Sehingga sehingga untuk mendapatkan air bersih harus rela mengambil air bersih sejauh 5 kilo meter dari rumahnya.
Dari pantauan deliknews di jalan banyak warga desa Silawan lalu lalang membawa gerobak berisi jiregen yang ditarik membawa sepeda motor untuk mengangkut air dari sumur bor yang jarak nya 5 km dari desa Silawan.
Salah satu warga desa Silawan, Maria Bete saat ditemui wartawan deliknews saat lagi istirahat. Maria Bete mengatakan kesulitan air bersih, terdampak pada setiap hari mengunakan banyak waktu untuk mengambil air dari sumur bor dengan jergen besar, kurang lebih 4 x jalan untuk mengambil air.
“Air sebagai sumber kehidupan yang tidak bisa kita hindari, sebab: tampa air, kita tidak bisa melakun apa-apa, seperti menanak nasi, serta menanak air minum dan juga, tidak bisa mencuci baju, dan lainnya sebagainya” ujar Maria Bete.
Lanjutnya dengan penuh harap, kami memohon pada pihak pemerintah Daerah Kabupaten Belu dan Propinsi, hingga pusat untuk mengadakan sumur bor diwilayah desa Silawan. Dengan adanya sumur bor demi kehidupan masyarakat dan rakyat diperbatasan langsung dengan Negara Timor Leste.
Di tempat yang berbeda, Kepala Desa, Fernandes Kali saat di temui wartawan deliknews di rumahnya, Kamis (21/5). Kepala Desa, Fernandes Kali mengatakan, Warga di desa Silawan mengelami kesulitan air bersih ini sudah turun-temurun. Semenjak pergantian jabatan kepala Desa dari periode ke periode, hanya karena daerah ini yang sulit air karena tidak dapat mengali untuk buat Sumur.
“Menggali Sumur menempuh kedalaman minimal 40 meter – 60 meter. Kedalaman itu diketahui melalui sumur bor yang ada di wilayah Silawan. Saat pengeboran oleh P2T dari PU Propinsi yang dikerjakan oleh PT. Waskita pada tahun 2019 lalu” ujarnya Fernandes Kali
Lanjutnya, Untuk 2 sumur Bor itu belum ada pelepasan dari pihak pemerintah Propinsi ke PDAM kabupaten Belu, sehingga pengunaan air belum secara maksimal. Untuk mengenai pelepasan sumur bor, sudah saya koordinasi lalu jawabannya pada bulan Januari 2020. Sayang karena terbentur dengan kondisi pandemi covid-19, sehingga sampai saat ini belum ditindak lanjuti.
Sumur bor yang ada, sistem pengalirannya sudah bagus, tetapi karena kita gunakan BBM berupa Solar sehingga pengunaannya belum sesuai dengan harapan masyarakat. Jadi demi melancarkan air itu, secara tepat harus gunakan solar sel ( tenaga surya). Hal yang saya sampaikan ini, terus saya perjuangkan.
Terkait air bersih diwilayah desa Silawan, hanya dengan melakukan sumur bor atau dengan waduk bisa mendapatkan air bersih merupakan kebutuhan hidup yang sangat vital sekali. Jadi patut diperioritaskan ditingkat desa dan Kabupaten dan saya akan upaya semaksimal mumgkin. Saya berusaha melalui koordinasi ketingkat Kabupaten, Propinsi sampai ke Pusat, pungkas. (dami atok)
Tinggalkan Balasan