Bijak Menyikapi Kasus Pelecehan Agama di Prancis

- Editorial Staff

Senin, 2 November 2020 - 03:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Khairunnisa

Kasus Presiden Prancis yang melakukan hate speech terhadap umat islam hendaknya kita tanggapi dengan bijaksana. Jangan balas kejahatan dengan kejahatan, apalagi memboikot barang bermerek dari negara tersebut. Ingatlah bahwa Islam adalah rahmatan lil alam, sehingga umat muslim wajib menunjukkan sisi positifnya.
Kasus teror yang disusul pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memicu gejolak di seluruh dunia.

Menyikapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan sikap tegasnya dalam merespon pernyataan Presiden Macron yang dinilai menghina umat Islam. Menurut Presiden Jokowi, pernyataan Macron dapat memecah belah persatuan antar-umat beragama di dunia. Padahal, saat ini dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai umat muslim, apakah kita harus emosi lalu berbalik menyerang Prancis dalam bentuk boikot dan serangan lisan? Jika ada kejahatan apakah harus dibalas dengan kejahatan juga? Padahal ketika semua orang menghujat Presiden Macron, maka yang terlihat adalah muslim yang identik dengan kekerasan verbal. Sehingga malah mencoreng muka sendiri.

Seharusnya kita memperlihatkan kepada warga Prancis dan dunia bahwa islam adalah rahmatan lil alam alias rahmat bagi semua orang. Islam memberi kesejukan tak hanya bagi umat muslim, tapi juga non muslim. Karena mereka tidak membaca al quran, namun membaca sikap kita sehari-hari. Sehingga yang harus diperlihatkan adalah akhlaq yang baik.

Islam juga melarang pembunuhan karena emosi semata. Dalam hadis riwayat Bukhari disebutkan bahwa seorang mukmin tetap berada dalam keleluasaan agamanya, selama ia tidak menumpahkan darah secara hak. Jika ada pembunuhan maka sama saja menunjukkan sisi negatif umat islam.

Janganlah mudah melukai orang lain dan main hakim sendiri. Namun selesaikan dengan baik, misalnya melalui pengadilan. Ingatlah sebagai warga negara juga terikat hukum negara, sehingga wajib taat peraturan dan tak boleh melakukan kekerasan secara semena-mena.

Ketika berita tentang Presiden Prancis yang seakan mengajak bermusuhan dengan kaum muslim, maka jangan balas dengan serangan. Karena sama saja akan terjadi perang tak berkesudahan. Sayangnya di Indonesia dan negara lain malah ada aksi memboikot produk yang berasal dari Prancis, termasuk perusahaan dan supermarketnya.

Di Indonesia, orang-orang mulai menyerukan boikot dan berhenti menggunakan produk kosmetik, sepatu, dan air mineral yang berasal dari Prancis. Bahkan ada pesohor yang langsung membuang semua dompet dan tas mewah asli Prancis, dari lemarinya. Para pegawai yang bekerja di supermarket dan perusahaan yang bersaham orang Prancis juga ikut dhujat.

Hal ini sangat menyedihkan. Karena kebanyakan produk itu malah dibuat di Indonesia sehingga berpengaruh terhadap kehidupan para pekerjanya. Jika ada boikot maka penjualan bisa menurun sehingga para pegawai bisa terancam PHK. Jika sudah begini, maka sama saja dengan merugikan sesama warga negara Indonesia.

Apalagi di antara perusahaan Prancis tersebut, ada yang sebenarnya didirikan oleh orang Indonesia. Perusahaan air mineral itu lalu dibeli sahamnya oleh pengusaha Prancis dan diedarkan secara global. Jangan lupakan sejarahnya, dan jika ada pemboikotan terhadap merek air mineral itu, maka sama saja merugikan pendirinya.

Jika terus ada pemboikotan, bagaimana bisa menunjukkan islam yang rahmatan lil alam? Ingatlah akhlaq Nabi Muhammad yang sangat lembut, bahkan kepada non muslim yang terus menghinanya. Beliau tidak marah, malah setiap hari datang dan menyuapi pria tua yang buta tersebut. Barulah ketika Nabi tiada, sahabat memberi tahu kepada si buta bahwa yang mengurusnya adalah Nabi.

Sebagai umat islam, jangan malah bersikap barbar. Justru kita harus menunjukkan wajah muslim yang santun dan sabar. Jangan malah emosi, balas dendam, dan main hakim sendiri. Jika terus ada pemboikotan dan perang dagang, bagaimana bisa ada ketenangan di dunia? Berhentilah dan sikapi kasus di Prancis dengan bijaksana.

Berita Terkait

Toyota Hadirkan SUV Kecil dan Sedan pada Konsep Mobil Listrik Terbaru!
Kemenkes: Masyarakat Perlu Pakai Masker Soal Penemuan Kasus Pneumonia
Sebanyak 99 Proyek Strategis Telah Diselesaikan Menteri PUPR Selama 2023
Kunjungi Mabes Polri, Panglima TNI Perkuat Sinergi TNI-Polri
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto Menjadi Saksi Pelantikan Kasad
Tak Main-Main, Prajurit TNI Pembunuh Imam Masykur Dituntut Hukuman Mati
4 Prajurit TNI Gugur Saat Kontak Tembak di Kabupaten Nduga Dapat KPLB
Bentrok Masa Palestina vs Israel di Bitung, Kapolri Bereaksi

Berita Terkait

Kamis, 7 Desember 2023 - 11:59 WIB

Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Semburkan Abu 657 Meter

Kamis, 7 Desember 2023 - 11:00 WIB

Sidang Wanprestasi Pengelolaan Restaurant Sangria by Pianoza Berlanjut, Penguat Setor 5 Bukti Pada Majelis Hakim

Rabu, 6 Desember 2023 - 13:40 WIB

Ditangkap di Gandaria, Baday Antariksa Dituntut 4 Tahun dan Denda Rp 120 juta

Rabu, 6 Desember 2023 - 11:35 WIB

Kurir Ganja 21,3 Kilo Jakarta – Surabaya Diadili, Victor Sinaga Sebut Ditangkap di Rest Area Magetan

Rabu, 6 Desember 2023 - 10:42 WIB

Banjir Lahar Akibat Erupsi Marapi Melanda Tanah Datar

Rabu, 6 Desember 2023 - 09:27 WIB

Mediasi Pertama Gugatan Pembatalan Lelang Pembangunan RS Surabaya Timur Gagal

Selasa, 5 Desember 2023 - 23:03 WIB

Polda Sumbar Lakukan Tindakan, Turunkan Personel Bantu Evakuasi Marapi

Selasa, 5 Desember 2023 - 22:35 WIB

Korban Erupsi Gunung Marapi Bertambah Jadi 20 Orang

Berita Terbaru

Regional

Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Semburkan Abu 657 Meter

Kamis, 7 Des 2023 - 11:59 WIB

Sekda Kota Padang Andree Algamar

Sumatera Barat

Respons Sekda Andree Algamar Disebut Calon Kuat Pj Wali Kota Padang

Kamis, 7 Des 2023 - 10:12 WIB