Penceramah Gunakan Ujaran Kebencian Layak Ditinggalkan

- Editorial Staff

Sabtu, 28 November 2020 - 07:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Raavi Ramadhan

Ceramah Habib Rizieq memiliki ciri khas, yakni penuh kontroversi dan menggemparkan. Publik makin jengah karena ia selalu menggunakan kata-kata yang sangat tidak pantas diucapkan oleh seorang pemuka agama. Seharusnya sebagai penceramah memberi teladan kepada jamaahnya, namun malah memberi contoh yang buruk.

Masyarakat dibuat terperangah ketika ada sebuah video yang menayangkan ceramah Habib Rizieq. Ia berorasi dengan penuh emosi, sambil mengepalkan tangan dan mengucap kata yang sangat kasar. Seolah-olah sedang berhadapan langsung dengan orang yang dimaksud. Padahal ia sedang ceramah di sebuah acara keagamaan dan lupa untuk menjaga lisannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketenaran Habib Rizieq sampai juga di Jerman. Ada media cetak yang menayangkan berita dengan judul ‘Kembalinya Pengkhotbah Ujaran Kebencian’. Seorang netizen di Twitter mengunggah fotonya dan langsung viral. Banyak akun yang merespon dengan memberi like, retweet, dan komentar.

Sungguh sedih ketika ada orang Indonesia yang terkenal di luar negeri tapi karena kontroversinya, bukan karena prestasinya. Habib Rizieq mencoreng muka negeri ini dengan kelakuannya yang brutal di atas panggung ceramah. Padahal seharusnya ia bisa mengikuti jejak alm Habibie yang mengharumkan nama Indonesia di mata dunia internasional.

Habib Rizieq seharusnya melakukan evaluasi ketika namanya dikenali oleh media Jerman sebagai penceramah dengan ujaran kebencian. Tak seharusnya sebagai pemuka agama ia melontarkan kata-kata kasar, karena melanggar norma dan etika. Apalagi ketika ceramahnya didengarkan oleh anak kecil, telinga bocah akan dikotori oleh diksi yang amat jelek.

Seharusnya ia ingat hadis yang berbunyi ‘berkata baik atau diam’. Nabi sudah mencontohkan perbuatannya yang tak mau membuka mulut, karena lebih baik diam seribu bahasa daripada berucap yang jelek. Sebagai keturunan Nabi, seharusnya Habib Rizieq sadar dan memahami, serta melakukan hal yang sama. Namun ia malah melakukan hal yang sebaliknya dan seenaknya sendiri.

Putri Gus Dur Alissa Wahid menanggapi ceramah Habib Rizieq yang kontroversial. Ia tak setuju dengan isi di dalam pidato tersebut. Menurutnya, tak sepantasnya ceramah agama mengajak orang lain untuk melakukan tindak kekerasan. Ceramah tersebut sudah termasuk tindakan penghasutan dan masuk kategori berbahaya.

Ceramah Habib Rizieq sangat bahaya karena ia bisa memecah-belah perdamaian antar umat beragama. Ketika ada umat beragama lain, malah dianggap dengan sebelah mata oleh Habib Rizieq dan anggota ormasnya. Padahal Indonesia adalah negara multi-agama dan berprinsip bhinneka tunggal ika, namun Habib Rizieq tidak mau menerima perbedaan tersebut.

Jika berkaca dari zaman Nabi, peristiwa seperti ini tidak pernah terjadi. Karena Nabi sangat santun dalam berdakwah. Tak pernah ada ceramahnya yang menggunakan kata-kata kasar, namun mengajak dengan penuh perdamaian. Sehingga membuat semua orang jadi bersimpati.

Jika ceramah Habib Rizieq penuh kontroversi, maka statusnya sebagai keturunan Nabi mulai dipertanyakan. Apakah benar ia merupakan buyut kesekian dari Nabi? Jika iya, mengapa tak mau mengikuti langkah Nabi untuk ceramah dengan lemah-lembut? Bukankah ia adalah teladan yang baik?

Jika Habib Rizieq terus berceramah dengan kontroversial dan penuh ujaran kebencian, ia beralasan bahwa ini sudah gaya pribadinya. Padahal seharusnya ia bisa memperhalus dakwah karena terbukti lebih efektif. Selain itu, ceramah dengan kata-kata kasar juga bisa membuatnya masuk ke bui, jika ada yang tersinggung lalu melaporkannya dengan tuduhan perbuatan tak menyenangkan.

Jangan ada yang malah membela ceramah Habib Rizieq, karena ia memecah-belah persatuan bangsa. Sebagai publik figur, seharusnya ia menggunakan popularitasnya untuk hal positif. Namun malah ceramah seenaknya sendiri dan ketika beritanya dimuat di Jerman, membuat malu rakyat Indonesia.

Penulis adalah warganet tinggal di Bogor

Berita Terkait

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto Menjadi Saksi Pelantikan Kasad
Tak Main-Main, Prajurit TNI Pembunuh Imam Masykur Dituntut Hukuman Mati
4 Prajurit TNI Gugur Saat Kontak Tembak di Kabupaten Nduga Dapat KPLB
Bentrok Masa Palestina vs Israel di Bitung, Kapolri Bereaksi
Menhan Prabowo Resmikan 12 Sumber Titik Air di Pamekasan Madura, Jawa Timur
KPK Bungkam, Kelanjutan Laporan Pengadaan Minyak dan Kilang Pertamina Diragukan Pasca Firli Bahuri Tersangka Pemerasan
Pertamina Ngaku Ada Kerjasama, KPK Terkesan Tutup Mata atas Laporan Pengadaan Minyak dan Kilang
5 Rekomendasi Sandal Crocs untuk Wanita

Berita Terkait

Rabu, 29 November 2023 - 18:00 WIB

Sekda Padang Pariaman Ikut Diperiksa Kejari Terkait Kasus Korupsi Pengadaan Mesin Cokelat

Senin, 27 November 2023 - 18:12 WIB

Temuan Rp1 Miliar Lebih, BPK Minta Mendagri Perintahkan Sekjen Beri Intruksi Pokja Lebih Teliti

Senin, 27 November 2023 - 17:06 WIB

Bukittinggi Terima Penghargaan dari OJK sebagai Kota Terbaik dalam Akses Keuangan

Senin, 27 November 2023 - 16:44 WIB

Sekda Kota Padang: ASN Harus Jadi Contoh Nyata, Bergabung dengan Bank Sampah

Senin, 27 November 2023 - 10:05 WIB

Kawasan Wisata Equator Bonjol Terlantar, Berlumut, Berumput, dan Bersampah

Minggu, 26 November 2023 - 09:14 WIB

Kombes Pol Hamka BNPB: Salah Besar yang Menyebut Sekda Pasaman Terlibat Proyek RTG Malampah

Sabtu, 25 November 2023 - 11:12 WIB

Kritik Pembebasan Tugas Sekda Pasaman, Dr. Zulfikri Toguan Sebut Menyesatkan, Keliru dan Potensi Abuse of Power

Jumat, 24 November 2023 - 22:17 WIB

Menyoal Novotel Bukittinggi, Ini Aturan yang Melarang Aset Daerah Dijadikan Jaminan Pinjaman

Berita Terbaru

Regional

Ahli Sebut Perkara PKPU Tidak Mengenal Nebis In Idem

Kamis, 30 Nov 2023 - 00:53 WIB

Foto: Ketua DPD Partai Gerindra Bali, Made Muliawan Arya alias De Gadjah. Sumber: Dok. Gerindra Bali.

Bali

Bali Solid, De Gadjah Optimis Pilpres Satu Putaran

Rabu, 29 Nov 2023 - 21:41 WIB