Malaka-   khususnya umat Kristiani kabupaten Malaka  perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 dengan penuh sukacita. Kegembiraan itu juga, semakin meluap menyonsong kelahiran Sang Juru Selamat, Raja damai yang merendahkan diri dengan lahir di kandang yang hina, kita juga sedang menantikan pemimpin baru hasil pilihan kita dari kalangan rendah hati dan dihujat penghinaan  dalam suksesi Pilkada.

Dipenghujung Natal dan Tahun Baru(NATURA) 2020 ini, walaupun dililit dengan pandemi Covid-19, tetapi selalu membawa kedamain manusia yang hidupnya selalu diwarnai dengan perbuatannya, seperti kita tahu bersama baru saja kita melewati helatan pesta demokrasi pemilihan kepala dareh (PILKADA) 9/12/2020 lalu.

Seni hidup berwarna warni ini, luapan Natal kali ini, walaupun ditengah pandemi Covid-19, mengajak kita untuk belajar dari perkumpul warna-warni yang membentuk pelangi. Bentuk sebuah pelangi itu, himpunan dari perbedaan warna, tetapi menyatu membentuk sebuah pandangan yang indah dan menarik.

Tokoh masyarakat Malaka, mantan Setda Kabupaten Belu, Drs. Petrus Bere, MM melalui rilusan pada dekiknews  25/12/2020 , menyadari, bahwa polarisasi dukungan dalam kontestasi Pilkada Malaka, selalu diwarnai dengan berbagai konflik kepentingan.

“Kalau kita simak, semuanya itu tetap bermuara pada peningkatan pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat Malaka. Memasuki Rencana pembangunan Lima Tahun ke II, kita berharap, bersama pemimpin yang baru kita pacu pembangunan lima tahun ke depan agar masyarakat Malaka sebagai penghuni Kabupaten Perbatasan antar Negara benar-benar menjadi sejahterah ketimbang masyarakat perbatasan Negara tetangga,” terangnya.

Untuk menggapai maksud indah tersebut, Pit Bere mengajak seluruh elemen masyarakat Malaka untuk menyatukan kembali perbedaan-perbedaan yang ada,  dengan membentuk Tim yang baru yaitu Tim Kerja Malaka ( TIRMALA). Melalui tim ini, kita pacu Kerja, Kerja dan Kerja dengan dipandu oleh Program Kerja SAKTI.

“SAKTI bukan program kerja baru yang turun dari langit, tapi juga merupakan sebuah program lanjutan. Program swasembada pangan dari sektor pertanian akan tetap menjadi fokus utama, karena sektor ini merupakan penyumbang terbesar ( 22 %) terhadap PDRB Malaka,” katanya.

Untuk mewujudkan swasembada/kedaulatan pangan bagi masyarakat Malaka, tentunya dapat diwujudkan melalui peningkatan extensifikasi dan intensifikasi pertanian.

“Kegiatan extensifikasi pertanian akan dilakukan dengan cara perluasan lahan pertanian, seperti OPTIMASI dan OPTIMALISASI lahan pertanian. Salah satu cara Optimasi lahan adalah termasuk BALIK TANAH GRATIS. Cara kedua adalah melalui Pencetakan Lahan Baru secara gratis (perang melawan lahan tidur) baik lahan basah maupun lahan kering,” ujar Pit Bere.

Dibidang kesehatan, Petrus Bere mengaku, masyarakat tidak perlu kuatir karena akan tetap dilakukan pelayanan kesehatan secara gratis sesuai ketentuan yang berlaku .
Demikian juga program-program lain yang merupakan pelayanan dasar bagi masyarakat yang sudah dilaksanakan selama lima tahun yang lalu, pasti akan dilanjutkan oleh pemimpin yang baru.

“Oleh karena itu, kita juga perlu berterima kasih kepada Pemimpin Petahana yang telah meletakkan fondasi pembangunan, untuk kita boleh melanjutkannya untuk kepentingan masyarakat Malaka kedepan. Bahwa masih ada kekurangan, tugas kita adalah memperbaiki menjadi baik, dan bagi yang sudah baik kita lanjutkan menjadi lebih baik,”  tutup pit Bere” (Dami Atok)