Jakarta – Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan mencetak lebih banyak kelompok budidaya ikan guna  mengoptimalkan sektor budidaya ikan di Indonesia.

“Pengembangan budidaya ikan harus lebih masif karena budidaya itu lebih terkontrol. Kita optimalkan pelatihan untuk para kelompok budidaya bagaimana mereka bisa mengelola dengan standar mutu yang baik. Hal ini tentu bisa meningkatkan hasil ikan budidaya di Indonesia,” terang Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dalam Rapat Paparan Program Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Senin (11/01)

Keinginan Menteri Trenggono mendorong budidaya ikan ini tidak lepas dari tujuan KKP dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Diharapkan bisa mandiri dan memajukan perputaran ekonomi di berbagai wilayah Indonesia.

“Misal budidaya nila, lele, gurame, atau patin. Semua itu secara ekonomi harus dihitung. Dimulai dari perhitungan supply bibit dan supply pakannya, hingga harga pasar ikan agar kita bisa meningkatkan perputaran ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia,” tambah Menteri Trenggono saat memberikan arahan.

Sjarief Widjaya selaku Kepala BRSDM KKP menyampaikan, dalam 5 tahun terakhir setidaknya sudah lebih dari 300 ribu kelompok telah diberikan pelatihan KKP. Bertujuan untuk mencetak kelompok budidaya ikan memiliki sistem mumpuni. Ini agar, hasil budidaya memiliki kualitas baik dan layak dipasarkan.

Sjarief menambahkan, selama ini BRSDM juga telah menjalankan berbagai program budidaya inovatif. Diantaranya adalah, SPEECTRA (Special Area for Conservation and Fish Refugia), merupakan model pengelolaan kawasan perikanan pada lahan rawa. Dimaksudkan untuk menyelamatkan ikan endemik di Sumatera Selatan.

Selain itu ada Program Mina Pandu, merupakan Budidaya Terpadu Padi Udang Windu. Dimana, budidaya udang windu dilakukan bersama dengan tanaman padi salin.