Malaka, NTT, deliknews – proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat pendidikan SD sampai SLTA diduga mengalami kemerosotan SDM siswa-siswi dimasa pandemi Covid-19.
Dugaan kemerosotan SDM dari anak didik di pedesaan, yang di hadapi serba kekurangan fasilitas, termasuk minusnya SDM anak yang masih butuh pendampingan langsung oleh pihak tenaga pendidik.
Kekurangan anak didik, masih berstandar pada masyarakat di pedesaan sebagian besar secara ekonomi lemah, sehingga pada umumnya anak didik tidak memiliki Hp Android.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam dugaan warga terhadap kemerosotan mutu pendidikan di masa pandemi Covid-19 ini, media deliknews, memantau langsung penerapan sistim Proses Belajar Mengajar pada SMPK Pelita Jaya Webriamat, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka NTT.
Salah satu warga desa Lakulo, Bernadus Bria saat ditemui di rumahnya, Rabu 13/1/2021 mengatakan, pembelajaran lewat daring HP Android, kami selaku masyarakat petani yang berpenghasilan tidak tentu. Sehingga membuat anak kami sekolahkan tidak bisa mendapatkan keilmuan secara efektif.
“Ke Ilmuan anak yang kita sekolah kan tidak berjalan efektif karena, anak membutuhkan HP Androit dengan standar harga HP Senilai Rp.1 juta sampai 1 juta lebih. Selain HP mahal lalu diisi pulsa lagi. Padahal penghasilan kami sebagai masyarakat petani tulen yang penghasilan tidak sampai 500/ bulan” ungkap Bernadus Bria.
Oleh karena itu harapan saya dari pihak pemerintah melakukan proses belajar dengan manual saja. Sebab kondisi anak disini masih butuh pendampingan langsung dari Guru, pungkasnya.
Ditempat berbeda, Kepala Sekolah SMPK Pelita Jaya Webriamata, Marselus Klau.S. Pd saat ditemui media deliknews, Rabu 13/1/2021 diruang kerja mengatakan penerapan proses pembelajaran dimasa situasi pendemi Covid-19, mengunakan pembagian waktu dengan sistim Sif. Kata Kepsek SMPK Pelita Jaya.
“Pembagian yang di lakukan itu, 1 rombel di bagi menjadi 2 kelas. Semisalnya, kelas 9 jadi 9a.1 dan 9a.2 , terdapat 24 murid. Jadi per-Kelas mendapat 12 murid. Dan untuk pembagiannya, Kelas 9 pada Senin-Selasa, Kelas 8 Rabu-Kamis, Kelas 7Jumat dan Sabtu. Hal pembagian itu untuk mematuhi Gugus Tugas protokoler kesehatan. Didalam aturannya menjaga jarak, menghindari dari kerumunan” ujar Marselus Klau.S. Pd.
Fasilitas yang disiapkan, disinfektan, alat cuci tangan dan memberikan masker. Masker di berikan pada anak murid tersebut, sebagai Alat Pelindung Diri (APD). APD yang dibagikan pada anak murid itu adalah: bantuan dari pihak pemerintah melalui Afirmasi, pungkasnya. (Dami Atok)