Oleh : Alfred Jigibalom

Pemerintah terus mengoptimalkan pelaksanaan PON XX Papua. Salah satu upaya tersebut adalah memberikan program vaksinasi kepada atlet yang akan bertanding agar terlindungi dari penyebaran virus Corona.

Pada tahun ini tidak hanya Jepang yang tengah sibuk dengan persiapan dalam menghadapi Olimpiade Musim Panas yang harus disesuaikan dengan situasi pandemi Covid-19. Selain negeri matahari terbit tersebut, Indonesia juga memiliki event nasional yang harus disukseskan yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021.

PON memang tidak selevel dengan Olimpiade, namun keduanya adalah multievent yang melibatkan banyak atlet dan banyak faktor, termasuk dalam memenuhi standar kesehatan di tengah wabah virus corona yang belum mereda.

Tidak berbeda dengan pelaksanaan Olimpiade di Tokyo, dimana event internasional tersebut harus diundur satu tahun karena adanya pandemi, begitu juga dengan PON XX Papua yang rencananya akan digelar pada 2020 terpaksa diundur 1 tahun dan akan dilaksanakan dengan beberapa aturan baru, seperti aturan pembatasan kegiatan masyarakat yang tidak memungkinkan menggelar hajat besar ini.

Dalam hal kesiapan infrastruktur, tentunya panitia memiliki lebih banyak waktu dengan pendundaan ini.

Panitia PON XX Papua juga telah menyatakan bahwa pihaknya siap menggelar hajat pesta Olahraga terbesar empat tahunan tersebut.
Ketua Harian PB PON Yunus Wonda mengungkapkan, Kesiapan Papua sebagai tuan rumah sudah mencapai 90%.

Di tengah wabah Covid-19 di Tanah Air, Panitia sudah mulai melakukan penyesuaian dalam proses persiapan, misalnya acara peresmian arena-arena yang sudah selesai dilakukan secara virtual.

Saat menetapkan penundaan satu tahun, semua orang berharap pandemi sudah berakhir dan tidak ada lagi pembatasan serta penghalang lainnya untuk kegiatan masyarakat.

Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah pakar epidemi dalam pernyataan baru-baru ini mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 akan bertahan dalam waktu yang lama, meskipun program vaksinasi sudah mulai dilakukan di seluruh dunia.

Dari hasil studi WHO tersebut dipastikan pada tahun 2021 segala aturan yang berkaitan dengan protokol kesehatan harus tetap diaplikasikan sebagai syarat diadakannya berbagai kegiatan yang mengundang kerumunan termasuk Olahraga.

Dengan mengusung tagline “torang bisa” PON XX akan diikuti oleh sebanyak 6.484 atlet, ditambah dengan staf pendukung yang jumlahnya mencapai ribuan.

Multievent tersebut akan memperlombakan 37 cabang olahraga yang akan dipertandingkan di arena-arena yang terbagai dalam klaster Kota Jayapura, Klaster Kabupaten Jayapura, Klaster Mimika dan Klaster Merauke.

Kegiatan yang akan melibatkan banyak orang dan banyak prosesi yang harus dilakukan ini juga menjadi tantangan bagi penyelenggara dalam menjadikan PON di Papua nanti adalah PON yang aman dilaksanakan saat Pandemi.

Sementara itu, dengan dimulainya vaksinasi Covid-19 di Indonesia, setidaknya hal tersebut menjadi salah satu optimisme bagi para olahragawan sekaligus stafnya.

Namun, para atlet yang hendak turut serta dalam PON XX, haruslah bersabar karena tidak serta merta mereka akan langsung mendapat vaksin yang produksinya masih terbatas, sementara banyak yang harus diinokulasi.

Pihak IOC juga tidak setuju apabila atlet harus “melompati antrean” untuk vaksin karena prioritas utama adalah untuk tenaga kesehatan dan kaum rentan.

Sejumlah negara seperti Israel, Hongaria dan beberapa negara Eropa, telah memulai vaksinasi untuk atletnya, menyusul selesainya inokulasi kepada para tenaga kesehatannya.

Di Indonesia saat ini masih dalam proses penyelesaian vaksinasi massal tahap pertama untuk tenaga kesehatan dan sejumlah kalangan yang dinilai layak mendapat suntikan awal.

Sehingga ada harapan dari kalangan atlet yang akan mendapatkan giliran dalam waktu dekat ini melalui program vaksinasi nasional tahap kedua.
Atlet termasuk di antara profesi yang akan mendapatkan vaksin tahap 2, selain tenaga pendidik, wartawan dan pekerja transportasi, serta kelompok pekerja lainnya.

Pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga telah membuat daftar atlet yang diprioritaskan mendapatkan vaksinasi untuk diserahkan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Dalam waktu dekat, atlet-atlet yang akan mengikuti kompetisi resmi, baik di dalam maupun luar negeri, diutamakan untuk segera mendapat vaksin. Diantaranya atlet bulu tangkis yang akan bertanding di Eropa, dan sepak bola yang akan menggelar kompetisi liga 1 dan pelatnas timnas.

Dengan adanya vaksinasi kepada para atlet, tentu saja hal ini mendukung pelaksanaan kompetisi olahraga di Indonesia yang telah lama vakum akibat pandemi.

Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Solo