Bakti Kominfo melaksanakan seminar live streming bertemakan “Pemanfaatan Internet Untuk Digitalisasi Ekonomi Kreatif” yang diisi Ir. Ahmad Rizki Sadig, M.Si Anggota Komisi I DPR RI, Drs. KRMT Roy Suryo, M.Si Pemerhati Multimedia & Telematika dan Heidar Hasni, MM selaku Praktisi Komunikasi, yang mana dalam seminar live streaming tersebut.

Ir. Ahmad Rizki Sadig, M.Si menyampaikan bahwa situasi pandemi yang di alami ini sudah membuat terpaksa untuk menyesuaikan diri dengan keadaan, hampir seluruh aktivitas itu ditopang oleh teknologi informasi yang mengharuskan menguasai bidang-bidang teknologi komunikasi dan informasi, baik itu melalui gadget melalui media-media yang lain dan harus beradaptasi dengan menguasai aplikasi-aplikasi yang mendukung tentang penggunaan teknologi informasi, untuk sekolah harus menggunakan dengan teknologi virtual meeting, seperti zoom, Google meet dalam melakukan belajar mengajar.

“Kita harus mengusai bidang teknologi informasi, seperti melalui gadget dan media lainnya,” jelas Ahmad Rizki Sadig.

Di dunia usaha baik dari mulai usaha rumahan sampai dengan usaha-usaha yang sudah tingkat menengah dengan toko, pabrik, sekarang juga harus mau tidak mau menyesuaikan diri dengan menghubungkan antara produsen dengan pembeli itu hanya melewati dunia teknologi komunikasi dan informasi, kemudian meningkatkan menurut penelitian asosiasi yang bergerak dibidang pengguna internet di Indonesia ini sudah meningkat sangat tajam dari tahun 2019 ke 2020 mungkin hampir 10% yang sekarang jumlahnya 197 juta pengguna internet di dalam negeri, di Indonesia.

Mari membiasakan diri, bersyukur tentang keadaan yang ada ini, mungkin tidak nyaman karena harus menyesuaikan diri, tapi kalau bersyukur dan mencoba memanfaatkan situasi pandemi ini dengan lebih meningkatkan kemampuan di bidang penggunaan teknologi informasi digital itu akan bisa membuka peluang-peluang baru, tentunya lebih efisien, lebih bermanfaat, lebih bisa menghasilkan sesuatu, mungkin bisa menambah meningkatkan perekonomian di tingkat yang paling rendah untuk ditingkatkan rumah tangga, hari ini kalau seandainya ingin berjualan mungkin sudah tidak lagi membutuhkan toko, tidak lagi membutuhkan karyawan, tidak lagi membutuhkan alat-alat iklan yang yang mungkin menguras biaya banyak, cukup menggunakan satu gadget yang ada di tangan atau mungkin satu komputer yang ada di rumah untuk menghubungkan seluruh pelanggan, siapa yang membutuhkan, siapa yang memproduksi bahkan hanya untuk menjadi makelar pun itu juga bisa atau penghubung antara produsen dan pembeli.

Jangan sampai anak-anak muda melewatkan kesempatan itu tanpa ada hasil karena ini perkembangan teknologi informasi sangat cepat, lebih cepat dari kejutan mata, perkembangan yang terlalu cepat kalau tidak di ikuti semakin lama semakin tertinggal, itu akan sangat merugikan, memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi ini menjadi sesuatu yang produktif yang bisa menghasilkan hal yang baik.

Dalam kesempatan yang sama, Drs. KRMT Roy Suryo, M.Si Pemerhati Multimedia & Telematika menyampaikan.

“bagaimana Indonesia menghadapi generasi muda jadi banyak hal yang bisa dipelajari, seperti contoh pada jaman dahulu ingin berfoto sulit harus menyiapkan kamera yang besar sedangkan sekarang berfoto hanya dengan menggunakan HP selfie dengan mudahnya, bagaimana teknologi itu berkembang mulai dari kamera yang sangat besar menjadi kamera yang kecil seperti sekarang, lalu pada saat tahun 90-an tv masih gemuk-gemuk masih ada belakangnya, seiring perkembangan teknologi tv sekarang tipis-tips, dulu masih menggunakan pita kaset sekarang tinggal mengklik, dulu kalau ada pameran buku-buku gratis orang-orang berkumpul, tapi sekarang ada wifi gratis dimana saja itu lah teknologi semakin berkembang.

Di Indonesia pertumbuhan dari tahun lalu itu jumlah penduduk di Indonesia sekarang itu 274,9 juta jiwa maka dengan tahun ini, kalau dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini kan 274,9 peningkatannya 1,1% dibandingkan dengan tahun lalu, yang menarik pertumbuhan handphonenya, meskipun handphone itu sudah jauh lebih banyak dari manusia nya, tetapi pertumbuhan handphone itu jauh lebih cepat dari pertumbuhan manusia, handphonenya pertumbuhannya 1,2% dibandingkan dengan tahun lalu, demikian juga koneksi Internetnya, tahun lalu dibandingkan dengan tahun ini, pada bulan yang sama bulan Januari 2020 dibandingkan sekarang atau 2 bulan yang lalu 2021 itu meningkat 15,5% sosial medianya juga meningkat 6,3%, jadi di sini bahwa internet berkembang dengan pesat 15,5% melebihi jumlah penduduk Indonesia perkembangannya, demikian juga dengan akses social medianya, itu juga berkembang lebih pesat daripada jumlah penduduk, jadi ini yang perlu dimanfaatkan, sayang sekali ini sudah berkembang dan bagus fasilitas yang sudah ada, di fasilitasi juga oleh anggota DPR komisi 1 bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Bakti harus dimanfaatkan.

Ini yang kemudian terjadi, dulu menggunakan Hp terus ke era sosmed sekarang era marketplace, sayang kalau Hp hanya digunakan untuk chatting saja, untuk posting-posting saja, ini lah era marketplace, era di mana bisa menjadi produsen sekaligus konsumen, bisa berkarya, bisa berkerja, bisa memanfaatkan apa yang ada jualan melalui Instagram atau di Facebook, ini lah perkembangan mulai dari jualan di lapak pasar waktu itu sampai dengan era marketplace sekarang.

Apa yang harus di lakukan dengan menggunakan teknologi, dulu pada saat orang masih menggunakan mekanisasi pertanian berkembang ke elektronik, kemudian sekarang di 4.0 lalu sekarang sudah ada yang namanya society 5.0 supaya orang memanfaatkan dunia digital creative ini.

Pelaku digital ekonomi kreatif harus bisa berjiwa “entrepreneurship”, penerapan kreativitas & inovasi, pakai computer, pakai handphone, pakai digital yang sudah maju tapi kalau tidak bisa kreatif dan inovatif sama saja, pemanfaatan peluang, membuat perubahan, memberikan nilai tambah bagi diri sendiri & orang lain, permasalahan informasi itu juga membawa perubahan besar dan itu ada New Crimes, Frauds dan Negative Externalities. artinya orang bisa juga bertindak negatif dengan adanya teknologi informasi.

Kejahatan masa kini perdagangan narkoba atau obat illegal melalui online, kejahatan bidang ekonomi melalui email dan website, perdagangan manusia, terrorism berupa ajaran-ajaran radikalisme melalui media sosial dan kejahatan cyber lainya salah satunya berupa malware atau illegal access.

Pandemi COVID-19 membawa perubahan besar dalam tatanan kehidupan new normal, peluang dan keharusan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk semua bidang, termasuk Internet untuk digital ekonomi kreatif, pemanfaatan Internet untuk digital ekonomi kreatif dimasa pandemi perlu dilindungi hukum ITE untuk melindunginya dari New Crimes, Frauds dan Negative Externalities.

Heidar Hasni, MM selaku Praktisi Komunikasi juga menyampaikan bahwa

“Digitalisasi adalah proses tahapan dari yang manual atau analog, kita menuju ke digital apa sih digital sebenarnya semua yang berhubungan dengan teknologi digital adalah teknologi yang jika dilihat melalui kinerja atau sumber daya, itu tidak lagi menerima tenaga manusia di era digital ini, sebaliknya, kalau investasi dalam sistem komputer ke komputer dan dapat dibaca oleh komputer adalah teknologi yang tidak lagi menerima tenaga manusia.

Ekonomi kreatif  justru di dunia digital ini pekerjaan manusia memang banyak berkurang, tapi pekerjaan sumber daya manusia yang kreatif itu justru akan lebih dibutuhkan di dunia digitalisasi ini, pekerjaan-pekerjaan apa yang nanti akan muncul atau akan dibutuhkan di era digital kedepannya, kalau bicara Indonesia sebenarnya sudah masuk revolusi industri 4.0 ini memang sudah berdekatan atau bersinggungan dengan dunia digital tapi sebenarnya Super Smart Society itu belum kita raih, itu nanti akan muncul era namanya 5.0, itu sudah dicanangkan di Jepang tahun 2019 dan sekarang sudah tahun 2021, jadi itu sudah dicanangkan nya 3 tahun lalu artinya ini sebentar lagi semuanya akan serba digital, semuanya akan sudah harus mau tidak mau, siap gak siap, harus masuk ke dunia digital itu sendiri. Kelebihan dari digitalisasi itu sendiri, merupakan keunggulan nya adalah keutuhan data ketika proses transmisi, kalau di dunia analog atau di dunia manual sebelum digitalisasi ini, semua serba pakai kertas laporan pakai kertas, kita bikin tanda tangan yang manual, semuanya pakai paper, semuanya harus tertulis di kertas, itu data rawan hilang, kalau kertas kan gampang kehilangan kertasnya, tulisannya salah, tapi kalau di dunia digital itu keutuhan data itu lebih dapat diminimalisir ke hilangan data, dibandingkan manual, dibandingkan pakai kertas itu keunggulannya digitalisasi dan system komunikasi lebih fleksibel, akan lebih mudah berkomunikasi, kinerja nya tinggi semua yang berhubungan dengan digital ini akan mendapatkan efek kinerja akan semakin tinggi, kinerja akan semakin meningkat karena semuanya akan jadi lebih efektif semuanya akan jadi lebih efisien dengan digitalisasi. Dampak kekurangan dari digitalisasi, komputer itu walaupun bisa meminimalisir kesalahan, bisa meminimalisir kekurangan, tapi namanya komputer tetap juga tidak mungkin bisa sempurna ada yang namanya error, koneksinya lemot, makannya butuh bantuan dari Pemerintah kini kecepatan internet di Indonesia harus ditingkatkan di wilayah-wilayah yang belum terjangkau internet agar proses transformasi digital berjalan lancer dan perlu investasi public untuk menggantikan barang-barang manual menjadi digital, rangkaian elektronik lebih rumit atau complex.

Kalau dilihat dari data yang disajikan oleh we are sosial ini Indonesia sudah lebih siap dibandingkan seluruh dunia, makanya itu mau tidak mau, siap tidak siap harus siap, untuk masuk ke dunia digital, sarana yang dibutuhkan di dunia digital, bukan kemampuan teknologi tapi kemampuan untuk kreatif.