Denpasar – Mengagumkan, seorang nenek Siti Poniah umur 107 tahun masih kuat membuka praktik panti pijat. Tangan trampilnya yang sudah keriput mampu memberi pijatan dirasakan pasien nyaman dan sembuh dari keluhan sakit.
Tidak terlihat nenek akrab disapa Mbah Poniah ini ringkih dengan umur di atas 100 tahun. Bahkan pendengarannya masih tergolong bagus.
Memiliki umur ratusan tahun Mbah Poniah mengaku tidak ada resep atau diet khusus dalam pola makan.
Bahkan diakui, apa yang dimasak cucunya cukup itu dimakan. Seperti kebanyakan orang lain dengan menu apa saja oke.
“Saya makan nasi biasa. Apa dimasak cucu itu saya makan. Daging juga tidak apa-apa. Penting dihaluskan dulu,” terang Mbah Poniah di Jalan Kertapura I No 51 Pekandalan, Pemecutan Kelod Denpasar, Sabtu (1/05/2021)
Mbah Poniah bercerita, mengenai kondisi sakit diakui juga sering. Sama seperti orang pada umumnya. Namun nenek asli Banyuwangi ini mengungkap tidak pernah namanya stres.
Ia mengatakan menjalani hidup normal-normal saja dan rajin sembahyang. Setelah digali, ternyata Mbah Poniah sempat menikah dua kali. Sementara mediang suami ke duanya lebih muda 30 tahunan alias dinikahi berondong.
“Suami kedua mbah umurnya jauh dan sudah meninggal. Dulu sempat tinggal di Pekambingan bekerja bantu melahirkan, mijat juga. Sekarang mijat saja. Dan pindah ke tempat sini ngontarak,” terangnya.
Disinggung mengenai warisan tanah Mbah Poniah mengaku tidak memiliki. Bahkan dikatakan ada warisan orang tuanya di Jawa tidak ia minta. Disebut-sebut tanah warisan dari mendiang suami juga tidak ada.
“Warisan ya bisa mijat ini. Tanah ini juga ngontrak. Saya tidak ada ngambil dan meminta warisan. Dan saya tidak pernah pulang kampung,” jelas Mbah Poniah.
Perlu diketahui sebelumnya beredar kabar Mbah Poniah ini disebut-sebut memiliki lahan berupa tanah sampai hektaran. Anehnya namanya bisa muncul dalam permohonan pembuatan sertifikat di BPN Denpasar. Dibantah pihaknya dan kenyataan tinggal di tempat kontrakan sudah lebih dari 20 tahun. Propesinya sebagai tukang pijat dan tidak memiliki warisan dari mendiang sang suami di Denpasar Bali.
Tinggalkan Balasan