Sumbar, – Masyarakat miskin kembali menangis dengan meroketnya harga eceran gas subsidi LPG 3 Kg di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat selama Ramadhan dan Idul Fitri 2021 ini. Namun Pertamina lepas tangan karena hanya sampai ke pangkalan. Lalu siapa yang bertanggungjawab?
Harga gas bersubsidi yang diperuntukan untuk masyarakat miskin di Kabupaten Pasaman seharusnya dijual dengan Harga Enceran Tertinggi (HET) senilai Rp18.600 di pangkalan resmi sesuai dengan Pergub No. 95 tahun 2014. Namun banyak masyarakat mengeluh membeli gas subsidi LPG 3 Kg dengan harga capai Rp30.000 – Rp45.000 per tabungnya.
Yudi selaku Pengelola SPBG Agen LPG di Pertamina Padang ketika dikonfirmasi mengatakan Pertamina hanya sampai di pangkalan dan sesuai dengan HET.
Baca juga: Hiburan Panjat Pinang Tanpa Prokes di Pasaman Tidak Dibubarkan, Ini Kata Camat dan Kapolsek
Objek Wisata Ditutup, Warga Pasaman Lomba Panjat Pinang Tanpa Prokes
“Di lapangan setelah pangkalan ada pengecer, warung – warung yang tidak terkendali yang seharusnya dirapikan juga dari pihak tertentu,” kata Yudi kepada deliknews.com, Rabu (19/5/21).
Ditegaskan Yudi, pihak Pertamina melakukan pengawasan hanya sampai di pangkalan bukan ke pengecer.
Soal penertiban harga yang meroket, ditegaskan Yudi, penertibannya bukan di pangkalan. Sebab di pangkalan sesuai dengan HET.
“Aparat yang menindak di pengecer. Penindakannya dengan aparat, bukan menindak pangkalan. Pihak – pihak aparat yang menindak di pengecer,” tegas Yudi.
Yudi memastikan semua pangkalan menjual diatas HET. Untuk itu warga jangan membeli di pengecer, tapi belilah di pangkalan resmi.
Kemudian soal banyaknya masyarakat yang merasa kesulitan mendapatkan gas subsidi LPG 3 Kg. Dikatakan Yudi, selama adanya Satgas Covid-19 Pertamina menambahkan suplai.
“Untuk pasokan gas subsidi LPG 3 Kg pasokan lancar, tidak ada kendala,” ujarnya.
Sementara, Yudi belum bisa menginformasikan berapa kuota gas subsidi LPG 3 Kg di Kabupaten Pasaman untuk masing – masing 3 agen selama Ramadhan dan Idul Fitti 2021.
Apabila suplai gas ini ditambah untuk wilayah Kabupaten Pasaman, kenapa masyarakat miskin makin susah mendapatkannya, siapa sebenarnya oknum yang bermain di balik persoalan gas subsidi ini?.
(Darlin)
Tinggalkan Balasan