Padang, – Pertamina Cabang Padang lepas tangan atas persoalan meroketnya harga gas subsidi LPG 3 Kg, pihaknya beralasan Pertamina hanya sampai ke pangkalan. Atas persoalan ini Anggota DPR RI Andre Rosiade meminta Direktur Pertamina untuk melakukan investigasi.

Andre Rosiade menyebut berdasarkan laporan masyarakat di Sumatera Barat, harga LPG 3 Kg di tingkat pengecer dan warung mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 45 ribu per tabung.

DPR ini meminta Pertamina melakukan investigasi ke lapangan terkait melambungnya harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 Kg tersebut.

Andre mengatakan harga tersebut jauh melampaui angka yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 95 Tahun 2014 tentang Harga Eceran Tertinggi LPG Tabung 3 Kg disebutkan bahwa harga ecer tertinggi adalah Rp 18.600 per tabung.

“Saya ingin memberikan masukan bahwa ada laporan dari Kabupaten Pasaman bahwa masyarakat mengeluh saat ini LPG 3 Kg di eceran dan warung-warung itu harganya mencapai Rp 30 ribu bahkan sampai Rp 45 ribu per tabung,” kata Andre, Kamis (20/5/21), dilansir dari detik.com.

Hal itu diungkapkannya saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VI dengan Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati di Gedung DPR, Jakarta. Andre mengatakan melambungnya harga LPG 3 Kg di tingkat pengecer telah menambah beban masyarakat di tengah ekonomi yang sedang melambat akibat pandemi.

Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat ini meminta Dirut PT Pertamina menerjunkan anak buahnya untuk melakukan investigasi terkait melambungnya harga LPG 3 Kg di Sumbar.

“Saya meminta Pertamina menginvestigasi ini karena laporan yang saya dapatkan bahwa pasokan tidak terganggu, pasokan lancar, dan tidak ada kekurangan pasokan di Sumatera Barat. Yang ada itu, kenapa di warung-warung dan di tingkat pengecer harganya jauh lebih mahal bahkan sampai Rp 45 ribu per tabung. Jadi mohon ini diinvestigasi sehingga masyarakat tidak mendapatkan beban berat,” tegas Andre.

Baca juga : Harga Gas Subsidi Meroket Warga Pasaman Menangis, Pertamina Lepas Tangan

Hiburan Tanpa Prokes di Rao Utara Pasaman Sukses, Camat : Dimana Mana Daerah Seperti Itu

Sebelumnya diberitakan, masyarakat miskin kembali menangis dengan meroketnya harga eceran gas subsidi LPG 3 Kg di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat selama Ramadhan dan Idul Fitri 2021 ini. Namun Pertamina lepas tangan karena hanya sampai ke pangkalan. Lalu siapa yang bertanggungjawab?

Harga gas bersubsidi yang diperuntukan untuk masyarakat miskin di Kabupaten Pasaman seharusnya dijual dengan HET senilai Rp18.600 di pangkalan resmi. Namun banyak masyarakat mengeluh membeli gas subsidi LPG 3 Kg dengan harga capai Rp30.000 – Rp45.000 per tabungnya.

Yudi selaku Pengelola SPBG Agen LPG di Pertamina Padang ketika dikonfirmasi mengatakan Pertamina hanya sampai di pangkalan dan sesuai dengan HET.

“Di lapangan setelah pangkalan ada pengecer, warung – warung yang tidak terkendali yang seharusnya dirapikan juga dari pihak tertentu,” kata Yudi kepada deliknews.com, Rabu (19/5/21).

Ditegaskan Yudi, pihak Pertamina melakukan pengawasan hanya sampai di pangkalan bukan ke pengecer.

Soal penertiban harga yang meroket, ditegaskan Yudi, penertibannya bukan di pangkalan. Sebab di pangkalan sesuai dengan HET.

“Aparat yang menindak di pengecer. Penindakannya dengan aparat, bukan menindak pangkalan. Pihak – pihak aparat yang menindak di pengecer,” tegas Yudi.

Yudi memastikan semua pangkalan menjual diatas HET. Untuk itu warga jangan membeli di pengecer, tapi belilah di pangkalan resmi.

Kemudian soal banyaknya masyarakat yang merasa kesulitan mendapatkan gas subsidi LPG 3 Kg. Dikatakan Yudi, selama adanya Satgas Covid-19 Pertamina menambahkan suplai.

“Untuk pasokan gas subsidi LPG 3 Kg pasokan lancar, tidak ada kendala,” ujarnya.

Sementara, Kepala Pertamina Cabang Padang Wira dan Yudi selaku Pengelola SPBG Agen LPG sudah dikonfirmasi, namun belum bisa menginformasikan berapa jumlah pangkalan gas subsidi LPG 3 Kg di Kabupaten Pasaman, berapa jatah kuota setiap pangkalan perbulan, apakah pertamina selalu memastikan setiap pangkalan itu mendapatkan jatahnya setiap bulan. Namun pertanyaan yang diajukan belum bisa dijawab, hingga berita ini ditayangkan.

Berdasarkan hasil investigasi dan informasi yang diperoleh tim deliknews.com, banyak pangkalan yang tidak mendapatkan jatahnya sesuai dengan kontrak bersama agen. Hal ini diduga menjadi penyebab susahnya masyarakat mendapatkan gas subsidi tersebut, sehingga meroketnya harga hingga capai Rp45.000 per tabungnya.

Lalu yang menjadi pertanyaan, kemana peruntukan penambahan pasokan gas subsidi LPG 3 Kg, siapa sebenarnya oknum yang bermain di balik persoalan ini, pihak pertamina, agen atau pangkalan?.

(Darlin)