Oleh : Zulkarnain
Saat calon jamaah haji asal Indonesia tak jadi berangkat karena pemerintah membatalkannya, ada bermacam-macam reaksi di masyarakat.
Akan tetapi, justru keputusan ini dipuji oleh banyak pihak. Mulai dari ulama hingga Duta Besar Arab, semua mendukung langkah pemerintah, karena mengutamakan faktor keamanan dan kesehatan jamaah dari ancaman pandemi Covid-19.
Naik haji adalah hal yang dicita-citakan oleh seluruh umat muslim di dunia, termasuk di dunia. Tak heran mereka rela menabung hingga bertahun-tahun, karena biayanya cukup tinggi, demi bisa beribadah ke Saudi Arabia. Karena naik haji adalah salah satu rukun islam, sehingga diwajibkan, jika mereka mampu secara finansial.
Akan tetapi calon jamaah haji harus bersabar karena mereka batal berangkat tahun 2021. Pemerintah memutuskan hal ini dengan berat hati, karena tahun lalu juga ada pembatalan keberangkatan CJH. Alasannya masih sama, karena saat ini masih situasi pandemi sehingga amat berbahaya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
Keputusan pemerintah untuk membatalkan keberangkatan calon jamaah haji tentu membuat sebagian mereka kecewa karena tidak jadi melihat ka’bah dari jarak dekat. Akan tetapi, mereka diminta untuk terus legowo, karena kesehatan jamah lebih diutamakan. Sehingga insya Allah tahun depan bisa berangkat dan beribadah dengan khusyuk di Mekah dan Madinah.
Di luar dugaan, malah banyak pihak yang mendukung keputusan pemerintah Indonesia untuk membatalkan keberangkatan calon jamaah haji. KH Abdul Muqsith Gazali, Wakil Ketua Lembaga Bhatsul Masail PBNU menyatakan bahwa para jamaah harus mengerti bahsa virus covid-19 sangat berbahaya bagi tubuh dan jiwa. Sehingga mereka wajib menerima kenyataan ini.
Mustolih Siradj, Ketua Komnas Haji dan Umroh menyatakan bahwa pembatalan haji di tengah pandemi covid-19 merupakan langkah tepat dan bijak. Penyebabnya karena hal ini dilakukan demi kesehatan dan keselamatan para calon jamaah haji. Dalam artian, pemerintah mengutamakan jiwa rakyatnya, dan melarang keberangkatan karena pandemi masih berbahaya. Apalagi virus corona makin bermutasi dan korbannya makin banyak.
Dukungan juga hadir dari Duta Besar Saudi Arabia untuk Indonesia, Esam Abid Altaghafi. Ia menghormati langkah pemerintah Indonesia untuk membatalkan keberangkatan calon jamah haji tahun 2021.
Ia juga berdoa semoga penyelenggaraan ibadah haji ke depan akan lebih baik lagi. Hal ini demi kenyamanan pada CJH, apalagi jamaah dari Indonesia bisa mencapai 200.000 orang per tahunnya, sehingga jika service ditingkatkan, akan membuat kerasan.
Banyaknya dukungan untuk pemerintah Indonesia membuat mata kita terbuka, bahwa keputusan membatalkan keberangkatan CJH sangat tepat. Keputusan ini diambil dengan matang, tanpa ada unsur emosional atau poltis. Sebenarnya memang agak dilema, karena naik haji hukumnya wajib bagi yang mampu secara finansial.
Akan tetapi perlu diingat bahwa saat berhaji butuh stamina tinggi, karena selama 40 hari full salat, berdoa, sai, dan melakukan ritual lain yang melelahkan. Sehingga dikhawatirkan ketika nekat berangkat, malah jamah akan sakit saat berada di Arab. Padahal saat imunitas drop, dikhawatirkan akan mudah tertular corona. Apalagi saat tawaf dan ibadah lain, kemungkinan ada kerumunan sehingga tidak mematuhi protokol kesehatan.
Kita wajib mendukung keputusan pemerintah untuk membatalkan keberangkatan CJH, karena demi kesehatan dan keselamatan bersama. Selain mencegah mereka dari corona, juga mencegah tersebarnya virus covid-19, baik dari Indonesia ke luar negeri maupun sebaliknya.
Batalnya keberangkatan para CJH ke tanah suci bukanlah sebuah kesialan, karena ini situasi pelik dan berbahaya.
Jika banyak yang pergi ke Mekah, dikhawatirkan akan mudah terkena corona, apalagi di sana sangat panas sehingga para jamah mudah sakit. Daripada terinfeksi virus covid-19 dan kehilangan nyawa, lebih baik mencegah keberangkatan dan menunda tahun depan.
Penulis adalah warganet tinggal di Pekanbaru
Tinggalkan Balasan