Oleh : Fadil Imron

Tarif PCR di Indonesia paling murah se-Asia, sehingga hal ini menepis anggapan bahwa tes ini sangat mahal. Dengan tarif yang cukup terjangkau kantong maka penelusuran kasus Covid-19 diharapkan dapat lebih optimal.

Saat pandemi Covid-19, kita main akrab dengan berbagai tes untuk mengetes apakah seseorang terkena Corona atau tidak, seperti tes rapid dan PCR.

Bedanya, PCR dinilai lebih efektif daripada rapid, dalam mengenali virus Covid-19 di dalam tubuh manusia. Namun sayang sejak awal pandemi, tarif tes PCR cukup tinggi, mencapai 900.000-an per orang.

Padahal tes PCR amat dibutuhkan ketika seseorang ingin bepergian naik pesawat terbang, bahkan pada tes CPNS 2021 dikabarkan seluruh peserta juga wajib untuk melakukan tes ini terlebih dahulu.

Tarif yang lumayan ini membuat banyak orang pikir-pikir, padahal tak ada salahnya untuk mengetes, karena jika memang positif Corona bisa mendapatkan perawatan yang intensif.

Ada kabar gembira karena pemerintah menetapkan tarif yang rendah untuk PCR, menjadi hanya 495.000-525.000 rupiah. Penurunan menjadi hanya 50% dari tarif awal sangat menggembirakan masyarakat, karena mereka ingin tes Corona yang akurat tetapi terbentur oleh isi kantongnya. Selain itu, hasil tes juga jadi lebih cepat, sehingga memudahkan mereka untuk langsung menunjukannya sebelum bepergian.

Tarif tes PCR ini termasuk yang termurah se-Asia Tenggara, dan fakta ini berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan. Jika dibandingkan dengan negara tetangga maka di negeri kita jauh lebih miring. Sebagai contoh, tes PCR di Thailand yang tarifnya 1,3-2,8 juta, sementara di Singapura tarifnya sekitar 1,5 juta rupiah.

Dengan tarif tes yang lebih terjangkau maka masyarakat bisa memanfaatkannya, misalnya jika di rumah merasa demam, pusing, dan sakit tenggorokan, maka langsung ke laboratorium untuk tes PCR. Sehingga tahu ia kena Corona atau hanya meriang biasa.

Saat ternyata terinfeksi virus Covid-19 maka bisa langsung isolasi mandiri dan tidak menularkannya ke lebih banyak orang, dan mencegah rantai penularan Corona.

Tarif tes PCR yang cukup murah bukan berarti pemerintah memudahkan banyak orang untuk bepergian, karena syarat sebelum masuk kendaraan umum seperti pesawat terbang harus melakukan tes ini terlebih dahulu. Saat pandemi apalagi PPKM, memang lebih baik di rumah saja. Namun ada perkecualian bagi mereka, misalnya yang jadi tenaga medis atau bekerja di sektor esensial.

Beberapa waktu lalu memang sempat viral perbandingan harga tes PCR antara di India dengan Indonesia. Netizen memprotes mengapa di sana biaya tes PCR hanya sekitar 100.000 jika dirupiahkan sedangkan di sini (dulu) sampai 10 kali lipatnya? Jawabannya karena di sana banyak subsidi dan peralatannya dibuat sendiri, sedangkan di Indonesia banyak yang masih impor.

Jika kita terus membandingkan tarif tes PCR di Indonesia dengan negara lain maka sudah bisa dikatakan cukup terjangkau, bahkan termurah se-Asia Tenggara. Jangan lagi menekan pemerintah untuk meminta tarif yang lebih murah lagi, karena akan memusingkan. Tarif yang cukup terjangkau patut disyukuri karena ada diskon 50% dan memudahkan masyarakat yang harus beraktivitas dengan syarat tes PCR terlebih dahulu.

Tarif tes PCR di Indonesia diklaim paling murah di Asia Tenggara, karena ada penurunan dari pemerintah. Kita patut mengapresiasi karena pemerintah memudahkan masyarakat untuk mengetes dengan harga yang tidak mencekik. Sehingga mereka bisa memanfaatkantes dan mengetahui dengan cepat dan akurat, apakah terkena Corona atau tidak.

Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute