LONDON-KEMPALAN: Dengan adanya kudeta militer oleh Myanmar pada awal tahun 2021 yang memberikan sebuah fenomena mengerikan bagi dunia internasional karena terjadi banyak tindakan pelanggaran HAM termasuk sekitar 1000 pendemo dibunuh dan 6000 masih ditahan.
Dengan adanya buntut kejadian tersebut, Britania Raya kembali memberikan sanksi kepada Myanmar yang berfokus pada bisnis yang memang terbukti terlibat dan berasosiasi dalam kudeta seperti menyediakan senjata dan finansial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, Britania Raya memberlakukan sanksi kepada individu atau grup yang terlibat pada kudeta bulan Februari. Kemudian sanksi juga diberikan kepada Myanmar Gems Enterprise dan korporasi yang berkaitan dengan militer yaitu Myanmar Economic Holdings Ltd..
Dominic Raab; Menteri Luar Negeri Britania Raya juga mengatakan bahwa pihaknya akan membekukan semua aset dari grup konglomerat yaitu Htoo Group serta aset pendirinya yaitu Tay Za yang terlibat secara langsung pada penjual-belian senjata di militer.
Disebutkan juga bahwa Htoo Group terlibat pada pemberian bantuan dana kepada pembersihan etnis Rohingya pada tahun 2017 silam.
“Militer Junta Myanmar masih menunjukkan bukti tidak akan berhentinya tindakan brutal kepada warganya sendiri” ucap Dominic Raab.
“Britania Raya bersama dengan semua mitra kami akan melanjutkan untuk memberikan larangan akses finansial kepada pihak Junta untuk menyuplai senjata yang akan digunakan untuk membunuh warga sipil tidak bersalah termasuk anak-anak dan lainnya,”tambahnya. (Aljazeera, Muhamad Nurilham)