Master Plan Unud (Photo by Net)

Denpasar – Memiliki aset 157 hektar Universitas Udayana (Unud) sebagai kampus terbesar dan tertua di Bali berencana membangun 6000 kamar asrama mahasiswa.

“Yang menjadi target salah satunya adalah pemberdayaan aset. Untuk itu kami sudah merancang membuat 6000 kamar untuk asrama mahasiswa,” ungkap Rektor Unud, Prof. Dr Ir I Nyoman Gde Antara, M.Eng. IPU, dalam kesempatan acara Media Gathering di La Prisa Kitchen Sanur, Denpasar Bali, Sabtu (25/9/2021)

Prof Gde Antara menjelaskan, banyaknya mahasiswa diterima untuk kuliah menjadi tantangan bagi Unud memberikan kenyamanan kepada mereka. Salah satu langkah akan dilakukan, yakni dengan memberdayakan aset dimiliki.

“Kita ingin memberdayakan aset yang kita miliki sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi Unud untuk mengembangkan kelembagaan. Bagaimana Sebaliknya, kami ingin meringankan masyarakat melalui Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan memberikan beasiswa, apalagi di masa pandemi ini,” kata Rektor Unud.

Rektor Unud, Prof. Dr Ir I Nyoman Gde Antara, M.Eng. IPU.

Seperti diketahui, Universitas Udayana berlokasi di bukit Jimbaran dengan lahan seluas 157 hektar, saat ini baru beberapa hektar saja terisi bangunan. Sementara, sisanya masih berupa semak belukar.

Dengan dibangunnya 6000 kamar diharapkan mahasiswa baru tidak mengalami kesulitan pada semester awal kuliah di Unud. Kondisi ini juga akan sangat membantu orang tua mereka lantaran setelah diterima di Unud bisa langsung ditampung di asrama.

Prof Gde Antara didampingi didampingi Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP (Wakil Rektor Bidang Akademik), Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE.,MS (Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan), Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT.,Ph.D.,IPU (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan), Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes (Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Informasi) menyampaikan, target penyelesaian pembangunan 6000 kamar mahasiswa ini rampung akhir Agustus 2022 dan siap digunakan di awal semester September 2022.

Karena saat ini kondisi ruang kelas di masing-masing fakultas yakni di 13 fakultas dan 1 Pasca Sarjana, tidak seragam. Untuk itu, ke depan pihaknya tidak ingin lagi terdapat perbedaan fasilitas kelas namun semuanya akan dididik dalam ruang kelas dengan fasilitas yang sama.

Diharapkan di masa mendatang, tidak lagi ada diskriminasi, sehingga mahasiswa akan bisa lebih nyaman dalam perkuliahan.

“Kami ingin seluruh mahasiswa yang pertahunnya sebanyak 7500-9000 orang, akan dididik di ruang kelas dengan fasilitas sama. Ini sangat penting, terutama dalam rangka standarisasi pelayanan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” tandas Prof Gde Antara.