Politik Luar Negeri Berorientasi Kepentingan Nasional

- Pewarta

Senin, 11 Oktober 2021 - 17:27

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Raditya Rahman

Indonesia adalah negara yang menjaga hubungan baik dengan negara-negara lain di luar negeri, dan memakai azas politik bebas aktif. Politik luar negeri ini pun berorientasi pada kepentingan nasional.
Pemerintah Indonesia, sejak masa orde baru, menganut azas bebas aktif. Artinya adalah bisa dengan fleksibel bergaul dengan semua negara, tidak peduli apakah ia menganut liberalisme, kapitalisme, atau komunisme. Sejak mencanangkan gerakan non blok, pemerintah memang lebih luwes dalam bergaul. Sehingga makin banyak negara yang menjadi sahabat Indonesia.
Menurut UU nomor 37 tahun 1999 pasal 3, politik luar negeri menganut prinsip bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional. Dalam artian, pemerintah berpolitik ke negara lain dengan bebas, tetapi tidak terpengaruh dengan paham yang dianutnya. Kita adalah negara demokrasi, sehingga tidak bisa berubah menjadi liberal atau paham lain, gara-gara bergaul dengan negara tertentu.
Selain itu, politik bebas aktif membuat pemerintah Indonesia bisa dengan aktif berkomunikasi dan berpolitik dengan banyak negara, baik di forum internasional atau ketika mengunjungi wilayah tersebut. Sehingga tidak terkotak-kotak, memilih dengan blok yang mana, karena lebih fleksibel. Hal ini yang membuat pemerintah kita disegani oleh pemimpin negara lain.
Politik luar negeri berorientasi pada kepentingan nasional, karena memang segala tindakan yang diambil oleh pemerintah wajib memberi hasil positif kepada rakyatnya. Berpolitik ke negara lain buka sekadar memuaskan nafsu berkuasa atau keinginan untuk diakui oleh banyak pemimpin negara lain. Akan tetapi menjadi alat untuk berkontribusi untuk kepentingan negerinya sendiri.
Contoh politik bebas aktif yang berorientasi pada kepentingan nasional yang pertama adalah ketika pandemi covid yang terjadi secara global. Pemerintah Indonesia mendekati negara-negara lain untuk mendapatkan bantuan vaksin, jika bisa secara gratis. Jika persediaan vaksin mencukupi maka yang diuntungkan adalah rakyat, sehingga mereka bisa terlindungi dari bahaya corona.
Pemerintah Indonesia juga menjalin hubungan baik dengan RRC, dan tidak menuding mereka yang menyebarkan corona, karena sudah merupakan takdir dari Yang Di Atas. Dengan memiliki hubungan baik maka pemerintah RRC memberikan bantuan berupa alat kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak. Bantuan itu diambil langsung oleh pesawat TNI dan diterima oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Hubungan politik yang baik dengan RRC juga menguntungkan rakyat. Penyebabnya karena kita bisa mendapatkan akses vaksin Sinovac dan Sinopharm, yang diproduksi oleh mereka, karena sudah ada lobi-lobi politik yang menguntungkan.
Selain dengan RRC, hubungan politik yang baik juga dijalin dengan pemerintah Australia. Negara tetangga bahkan menyumbang banyak sekali untuk rakyat Indonesia, mulai dari baju APD, peralatan medis, dll. Pemerintah Australia menyadari bahwa di masa pandemi, semua pihak wajib tolong-menolong. Sehingga mereka memberikan bantuan dengan sukarela.
Pemerintah Indonesia juga memiliki hubungan politik yang baik dengan Vietnam, walau menganut azas politik yang berbeda. Presiden Jokowi menyatakan bahwa Indonesia memiliki komitmen untuk menjalin hubungan bilateral yang saling menguntungkan. Komitmen ini akan terus dijaga hingga tahun-tahun ke depan, dan penduduk Indonesia pasti akan mendapatkan keuntungannya juga.
Politik luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia berprinsip bebas aktif dan selalu berorientasi pada kepentingan nasional. Pemerintah menjalin hubungan baik dengan semua negara, dan tidak memilih-milih, walau azas politiknya berbeda-beda. Hubungan baik ini memiliki efek positif bagi rakyat, karena membuat kita bisa menikmati alat kesehatan, vaksin, dan bantuan lain dari luar negeri.

Penulis adalah kontributor lingkar pers dan mahasiswa cikini

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berita Terkait

Sebut 1 Juta Orang Asia Diperbudak VOC, PM Belanda Minta Maaf
Foto : Tragedi Longsor Batangkali Malaysia
Longsor di Dataran Tinggi Malaysia, 21 Orang Tewas
Indonesia Tuan Rumah KTT G20 Tidak Memihak Siapapun
Presiden Jokowi Upayakan Kehadiran Ukraina dan Rusia dalam KTT G20
Side Event KTT G20 Titik Awal Pulihnya Ekonomi Indonesia
Indonesia Gaungkan Perlindungan Hak Dasar Kemanusiaan Dalam Sidang IPU ke-144 di Bali
Presiden IPU Duarte Pacheco Apresiasi Indonesia Jadi Tuan Rumah IPU

Berita Terkait

Selasa, 30 Mei 2023 - 20:59

Polda Sumbar Amankan 4 Pelaku Penyalahgunaan BBM Subsidi Pada 2 SPBU

Selasa, 30 Mei 2023 - 15:16

Goro Latsitarda, Rahmat Rinaldi Dorong Pelajar Aia Manggih Utara Jadi Taruna

Sabtu, 27 Mei 2023 - 20:51

Pasar Raya Padang Segera Dibangun, Andre : Terimakasih Pak Jokowi

Rabu, 24 Mei 2023 - 16:55

Kombes Irhamni Utusan Kapolri Berantas PETI di Sumbar Bukan Orang Sembarangan

Selasa, 23 Mei 2023 - 15:30

Polres Pasbar Tak Temukan PETI, Kapolri Perintahkan Bareskrim Turun Tangan

Selasa, 23 Mei 2023 - 13:06

Jaksa Ajukan Kasasi Atas Vonis Bebas Terdakwa PETI Pasbar

Selasa, 23 Mei 2023 - 11:04

Temukan Butiran Emas dan 29 Pondok, Bareskrim Buru Pelaku PETI Sumbar

Senin, 22 Mei 2023 - 23:19

Tim Utusan Kapolri Tak Berhasil Tangkap Pelaku PETI di Sumatera Barat

Berita Terbaru

Regional

Erlina Zebua Dijatuhi Hukuman 14 Hari Penjara

Sabtu, 27 Mei 2023 - 09:47