Mengutuk Aksi Teror KST Jelang Natal
Oleh : Alfred Jigibalom
Masyarakat mengutuk aksi keji Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua yang terus melakukan aksi sadis menjelang Natal. Aksi tersebut tidak hanya mengganggu kenyamanan beribadah, namun juga menimbulkan trauma dan ketakutan masyarakat Papua.
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua terkenal keji dalam mewujudkan impiannya untuk membuat negara sendir. Akibat impiannya yang tidak masuk akal tersebut, mereka menghalalkan segala cara, termasuk kekerasan. Apalagi jelang ulang tahun OPM tanggal 1 Desember, KST makin menampakkan diri di ruang publik (karena punya tradisi turun gunung) dan kumat lagi alias menembak dan menyerang sana sini.
Salah satu korban KST adalah Sertu Ari Baskoro yang secara tragis kehilangan nyawa, setelah diserang oleh anggota KST di Yahukimo, Papua. Peristiwa berdarah ini terjadi tanggal 20 november 2021 pagi. Beliau gugur saat sedang belanja kebutuhan sehari-hari di kios terdekat dengan menggunakan speedboat.
Dandim 1715 Yahukimo Letkol Inf Cristian Irreuw menyatakan bahwa pelaku penyerangan Sertu Ari baskoro adalah KST pimpinan Tendius Dwijangge. Dalam peristiawa itu, tak hanya Sertu Ari yang jadi korban, tetapi juga Kapten Inf. Arfiandi, hanya saja ia mengalami luka dan nyawanya selamat.
Letkol Inf Cristian Irreuw melanjutkan, ia sudah menduga ada serangan KST karena jelang ulang tahun OPM, sehingga para prajurit berjaga-jaga. Akan tetapi anggota KST yang menyerang cukup banyak. Mereka menembaki anggota satuan BKO Apter Koramil Persiapan Suru-Suru dan baku tembak terjadi sampai pukul 12.00 WITA.
Masyarakat mengecam serangan KST yang nekat menyerang anggota TNI, dan sampai mengambil nyawa aparat. Mengapa mereka tega menembak padahal tugas TNI adalah menjaga rakyat? Namun malah dimusuhi dan diserang habis-habisan, seperti sedang berperang.
Padahal KST dan OPM yang salah karena ngotot ingin membelot dan hal ini melanggar hukum di Indonesia, tetapi malah menembak seenaknya sendiri. apa akal sehatnya dipakai? Buat apa merdeka jika hanya bisa menyerang orang lain tetapi tidak punya kecakapan dalam memimpin? Seharusnya mereka sadar diri lalu menyerahkan dengan sukarela ke aparat.
Masyarakat selalu antipati terhadap KST karena bukan kali ini saja melakukan penyerangan terhadap aparat. Para prajurit TNI dan Polri dianggap sebagai musuh, karena mempresentasikan pemerintah Indonesia. Padahal seharusnya KST yang malu karena jadi cecunguk dan dikibuli dengan angan-angan manis tentang kemerdekaan, yang belum tentu realistis.
Perayaan ulang tahun bagi OPM dan KST adalah momen untuk unjuk gigi dan menunjukkan kehebatannya, padahal kesombongan itu mematikan dan suatu saat mereka pasti tertangkap semuanya. Sehingga KST dan OPM bisa menghilang, tak hanya di Papua tetapi juga di seluruh dunia. Pasalnya ada anggota mereka yang masih bermukim di luar negeri.
Pengamanan makin diperketat di Papua jelang ulang tahun OPM, terutama di wilayah Yahukimo. Jangan sampai ada serangan lagi yang merugikan, baik pada aparat maupun warga sipil. Penjagaan wajib diperketat, apalagi Yahukimo memiliki kondisi geografis yang unik. Ada sebagian yang wilayahnya di perbukitan, tetapi ada di daratan rendah, sehingga aparat harus makin siaga.
KST mungkin menang dalam menguasai medan karena asli orang Papua tetapi aparat tidak tinggal diam. Satgas Nemangkawi makin rajin menyisir dan mencari markas mereka, karena memang ada banyak markas KST. Sehingga diharapkan makin banyak anggotanya yang tertangkap di dalam markas.
Penembakan terhadap prajurit TNI di Yahukimo, Papua, adalah hal yang miris. Tak heran masyarakat langsung mengecam aksi tersebut. KST patut diburu karena mereka akan merayakan ulang tahun OPM dengan cara yang sangat ekstrim, yakni penyerangan.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali
Tinggalkan Balasan