MADIUN – Joksyn menggelar turnamen layangan dengan teknik ulur dalam rangkaian Tour de Joksyn, Kamis lalu. Berlokasi di area persawahan Jalan Gajah Mada, Mangun Harjo Kota Madiun, 32 peserta dari beberapa kota unjuk kebolehan.

Menariknya, turnamen layangan khusus ulur ini juga akan digelar di 9 kota yang ada di Indonesia. Selain Madiun, diantaranya Tuban, Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, Tegal, Depok dan Bandung.

Denmas Syahnoer, Panitia Turnamen sekaligus owner benang Gelasan Joksyn mengatakan, pihaknya senantiasa berupaya menyuguhkan sesuatu yang berbeda.

“Jadi Joksyn tidak pernah kenal lelah untuk menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Dulu kita mengawali sistem undian bagan dikocok di lokasi, lalu memberdayakan semua peserta turnamen layangan dapat makan gratis dari panitia,” terangnya, Sabtu (27/11/2021).

“Hari ini Joksyn menyuguhkan lagi suasana anyar, turnamen layangan aduan khusus ulur yang kita kemas dalam Tour de Joksyn 9 kota,” sambungnya.

Selain memperebutkan Thropy, Panitia Tour de Joksyn juga menyiapkan hadiah uang tunai, piagam penghargaan dan merchandise dari Joksyn.

Sebagaimana diketahui, teknik ulur adalah teknik tradisional yang sudah diterapkan sejak jaman dulu sebelum marak teknik tarik atau jepret dalam layangan aduan sekarang.

“Dengan menerapkan teknik ulur ini kita bisa bernostalgia, mengembalikan teknik tradisional dalam layangan aduan yang sudah jarang digunakan dalam turnamen,” jelasnya.

Syahnoer menambahkan, selain teknik atau kemampuan, benang juga harus dipersiapkan. Tak seperti teknik tarik yang tak memerlukan banyak benang. Layangan ulur memerlukan benang yang panjang dan kejelian mata saat mengamati layangan yang lebih tinggi.

Denmas Syahnoer serahkan Thropy ke Juara Pertama dari Joksyn Madiun

Turnamen Layangan Aduan Khusus Ulur kali pertama sengaja digelar di Madiun. Ada 32 slot dengan sistem gugur, siapa yang kalah akan tersingkir, yang menang akan maju.

Alasan diawalinya dari Kota Brem, lanjut Syahnoer, lantaran disana merupakan basis gelasan para raja Joksyn dan sudah terbentuk komunitas Joksyn Madiun. Lebih dari itu, Syahnoer sendiri juga berasal dari ex karesidenan Madiun, yakni Ngawi.

Sementara itu Ivan, salah satu dari peserta dari Flores yang ikut dalam Turnamen Tour de Joksyn di Madiun mengatakan bahwa dirinya belajar teknik layangan aduan dari komunitas. Selain belajar mengendalikan layangan, ia juga senang berkumpul dengan sesama penggemar layangan.

“Saya kalau asli dari Flores. Disana ada tapi nggak seramai disini (Madiun). Disini ada komunitas, namanya Plasma Madiun, bisa belajar bikin layangan, belajar teknik main layangan dan yang utama kumpul sama temen-teman,” terangnya.

Iven berharap, mudah-mudahanan ke depan permainan tradisional layangan bisa dipertahankan sehingga generasi muda tak menjadi asing. Bahkan permainan tradisional asli indonesia akan terus dikenal dan makin berkembang.

“Termasuk menjaga teknik ulur ini agar generasi milenial tak asing dengan layangan yang sudah ada dari jaman dulu,” pungkasnya.