Disiplin Prokes dan Vaksinasi Kunci Menekan Covid-19 Jelang Nataru
Oleh: Sandi Wibawa
Disiplin Prokes dan vaksinasi masih menjadi kunci utama untuk menekan Covid-19 Menjelang momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru). Masyarakat pun diharapkan selalu mematuhi berbagai imbauan tersebut mengingat saat ini terjadi tren peningkatan kasus positif di berbagai negara.
Di beberapa negara pandemi gelombang III kembali menaikkan jumlah kasus aktif, di Indonesia kenaikan kasus kerap terjadi setelah masa liburan. Oleh karena itu jelang libur Natal dan Tahun Baru masyarakat Indonesia harus disiplin dalam menjalani protokol kesehatan dibarengi dengan percepatan vaksinasi kepada semua kelompok umur.
Nelwan Harahap selaku Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudaaan (Kemenko PMK) mengatakan, pemerintah berikhtiar dalam mengantisipasi gelombang ketiga selama Nataru. Antisipasi pertama yang akan dilakukan adalah menghapus cuti bersama pada tanggal 24 Desember 2021 guna menekan mobilitas masyarakat di akhir tahun.
Kedua, melarang aparatur sipil negara (ASN) mengambil cuti saat libur Nataru. Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian Ke luar Daerah dan/atau cuti bagi ASN Selama Hari Libur Nasional Tahun 2021.
Nelwan menilai, seluruh upaya tersebut penting lantaran mobilitas yang tinggi berpeluang dalam menyebabkan penularan covid-19. Apalagi, Indonesia memiliki tren kenaikan kasus usai libur panjang.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, meminta masyarakat agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Menurut Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021, prokes yang harus dilakukan adalah 6M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas dan menghindari makan bersama. Luhut mengatakan, penerapan prokes sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 jelang libur natal dan tahun baru.
Perlu kita ketahui, berdasarkan hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), mobilitas masyarakat untuk wilayah Jawa-Bali yang akan melakukan perjalanan diprediksi meningkat sekitar 19,9 juta sedangkan untuk Jabodetabek sekitar 4,45 juta.
Dirinya juga menambahkan, Presiden Joko Widodo sebelumnya telah meminta untuk menyusun strategi dan mengambil kebijakan, supaya tidak terjadi peningkatan mobilitas akibat liburan Nataru.
Luhut juga menyinggung perihal kewajiban tes PCR untuk moda transportasi udara yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Dirinya berujar bahwa kewajiban itu ditujukan untuk menyeimbangkan relaksasi yang diberlakukan terutama di sektor Pariwisata.
Para Ilmuwan juga sempat menyerukan adanya tindakan segera agar dapat meningkatkan kepercayaan publik pada vaksinasi. Mengingat, penelitian menunjukkan minoritas yang cukup besar di beberapa negara mungkin enggan divaksinasi covid-19.
Dengan sedikitnya perawatan yang efektif dan belum adanya obat untuk covid-19, perusahaan dan pemerintah juga berlomba mengembangkan vaksin dalam upaya menghentikan pandemi.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh jurnal Nature Medicine, para peneliti di Spanyol, Amerika Serikat dan Inggris, melakukan survei terhadap 13.400 orang di 19 negara yang terpukul parah oleh covid-19. Studi tersebut menemukan bahwa saat 72% responden mengatakan mereka bersedia divaksinasi, 14% menolak dan 14% lainnya menyatakan ragu-ragu.
Para peneliti menemukan orang-orang yang paling tidak percaya pada pemerintah adalah mereka yang cenderung tidak mau divaksin. Bahkan, mereka yang pernah sakit dengan covid-19 tidak lebih mungkin merespons secara positif.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro mengatakan, vaksin merupakan bentuk upaya pembuatan kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Ini merupakan pencegahan agar masyarakat tidak perlu terpapar penyakit dahulu untuk menumbuhkan kekebalan tubuh.
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Tri Wibawa, meminta kepada masyarakat agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan meskipun nantinya telah menerima vaksin.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut mengapresiasi pemerintah Indonesia yang cukup sigap dalam menjalankan program vaksinasi Covid-19. Perwakilan WHO untuk Indonesia, Paranietharan, mengatakan, belum banyak negara berkembang di dunia yang sudah memvaksinasi rakyatnya. Salah satunya Indonesia.
Pada kesempatan berbeda Immunization Officer WHO Indonesia Olivi Silalahi, menuturkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang sukses di dunia dalam menjalankan program vaksinasi Covid-19. Menurut Olivi, Indonesia berada pada urutan kedua negara terbanyak penduduknya yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Pandemi belum berakhir, protokol kesehatan serta vaksinasi harus dijadikan strategi untuk mengakhiri pandemi covid-19.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar pers dan Mahasiswa Cikini
Tinggalkan Balasan