Ketua Sasana Pecut Badeng, A.A Ngurah Putra Dharma Nuraga
Denpasar – Satu lagi seni budaya nusantara atraksi ketangkasan pecut atau cemeti yang lama terlupakan di Bali kembali digaungkan melalui sasana Pecut Badeng.
Kehadiran sasana Pecut Badeng diharapkan dapat menggali sejarah akan ciri seni adiluhung bela diri dalam perjuangan masyarakat Indonesia di masa lampau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Sasana Pecut Badeng, A.A Ngurah Putra Dharma Nuraga menyampaikan, alasan pihaknya mendirikan sasana lantaran memiliki suatu nilai kesejarahan. Tidak saja sejarah Badung, tetapi sejarah Majapahit yang mempersatukan nusantara. Di mana pecut dikatakan sudah ada sejak Arya Damar di Bali, Adityawarman di Nusantara memiliki pasukan dengan senjata pecut atau cemeti.
“Dimana ini sudah ratusan tahun tidak ada yang ingat dengan pecut ini. Apa yang saya lakukan ini (mendirikan Sasana Pecut Badeng) adalah proses memulai, mudah-mudahan ini menjadi satu tonggak bagi keluarga kami, khususnya Badung dan Tabanan, juga semua pratisentana Arya Damar,” ungkap A.A Ngurah Putra Dharma Nuraga kepada wartawan, Minggu (19/12/2021).
A.A Ngurah Putra Dharma Nuraga menjelaskan, seni ketangkasan pecut atau cemeti merupakan satu sejarah yang tidak boleh dilupakan. Pihaknya mengaku akan terus melakukan edukasi, terlebih sekarang sudah mulai dikembangkan melalui anak-anak dan generasi muda.
“Saat ini kita baru memulai. Ini sudah ada 10 (sepuluh) orang anak-anak yang belajar seni pecut. Dan pecut ini sebenarnya sudah masuk ke lomba internasional. Untuk perlombaan internasional yang selanjutnya kita persiapkan agar ada anak-anak kita yang bisa mengikutinya,” terangnya.
Pendapat senada juga disampaikan Ida Anglurah Surya Tanjung Sari Pemecutan, bahwa melalui sasana Pecut Badeng menaruh harapan mengembalikan sesuatu yang menjadi bagian dari tanggungjawab menjaga warisan para leluhur.
“Ini bagian dari atur ayah-ayahan untuk memulai ke masa depan. Semoga dengan adanya sasana Pecut Badeng di Bali ini, mengingatkan kembali, pewarisan kembali nilai-nilai yang adiluhung,” sebutnya.
Begitu juga A.A Ngurah Panji Astika tokoh dari Puri Anom Tabanan hadir dalam acara memberi ucapan selamat. Ia menyampaikan, bahwa Puri Badung dan Puri-puri di Tabanan bersaudara lantaran semua asalnya dari Tabanan.
“Kami mengucapkan selamat dan ikut berbahagia terbentuknya Sasana Pecut Badeng ini. Karena, pecut ini bukan hanya sebagai seni dan olahraga, tapi juga merupakan sebuah sejarah,” ucap Ngurah Panji mantan Calon Bupati Tabanan pada Pilkada 2020 lalu ini.
Lanjut Ngurah Panji mengatakan, walaupun sudah tumbuh di dunia yang modern namun kekayaan peninggalan yang adiluhung dari leluhur tidak boleh dilupakan. Dan semoga dapat menjadi lecutan semangat kepada generasi untuk dapat maju sesuai dengan perkembangan zaman yang ada.
“Mudah-mudahan juga pecut ini dapat menjadi satu cabang olahraga yang baru, dan dapat berkiprah di dunia internasional. Karena pecut adalah sebuah seni, ketangkasan dan beladiri yang mengandung nilai-nilai yang perlu digali kembali,” harap Ngurah Panji.