Bersinergi Membendung Radikalisme di Kampus

- Pewarta

Selasa, 7 Juni 2022 - 18:38

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bersinergi Membendung Radikalisme di Kampus

Oleh : Muhamad Yasin

Masyarakat dan seluruh civitas akademik perlu untuk bersinergi untuk membendung penyebaran radikalisme di kampus. Dengan adanya kewaspadaan bersama, maka generasi muda dapat terhindar dari paham berbahaya tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mahasiswa adalah pemuda dan pemudi harapan bangsa karena merekalah calon pemimpin di masa depan.

Para mahasiswa tak hanya belajar dengan tekun di kampus. Namun juga belajar berorganisasi dan bergaul dengan semua kalangan.

Pengalaman ini yang nantinya dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja.
Namun sayangnya kesucian kampus ternodai oleh ulah kelompok radikal. Mereka menjadikan para mahasiswa sebagai sasaran tembak untuk kader baru. Penyebabnya karena mahasiswa sedang dalam kondisi fisik yang prima, dan juga mencari jati diri. Pemikiran mereka bisa dibelokkan jadi pro radikal dengan program cuci otak.
Untuk membendung radikalisme di kampus maka perlu diadakan sinergi agar tidak ada lagi yang jadi korban. Beberapa waktu lalu masyarakat dibuat heboh karena ada mahasiswa sebuah PTN di Malang yang ditangkap karena ternyata menyebarkan radikalisme di dunia maya. Ia juga mengumpulkan donasi yang ternyata digunakan untuk mendanai kegiatan kelompok radikal ISIS.
Akademisi Unsoed Purwokerto Weda Kupita, menyatakan perlu ada regulasi yang bisa menindak tegas oknum yang menyebarkan radikalisme di kampus. Selama ini aparat agak kesulitan untuk mencokok oknum karena belum ada UU khusus yang mengaturnya. Namun ketika sudah ada regulasinya maka akan bisa diatasi dengan cepat dan tangkas.
Weda menambahkan, aparat seharusnya diberi kewenangan khusus untuk menindak jika ada kejadian terkait dengan radikalisme di kampus. Dalam artian, ketika ada seminar atau acara lain di kampus, yang ternyata bermuatan radikalisme, maka aparat bisa langsung membubarkan kegiatan tersebut tanpa adanya protes dari pihak manapun.
Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi dan kerjasama antara aparat keamanan dan pihak kampus. Jika memang ada kerusuhan karena radikalisme maka biarkan aparat yang menanganinya. Kehadiran aparat adalah untuk menetralisir situasi agar tidak bertambah buruk.
Pihak kampus hendaknya juga bisa memetakan kelompok mahasiswa yang rentan terkena radikalisme. Jangan sampai ada unit kegiatan yang diam-diam terkena radikalisme lalu menggunakan ruangannya di kampus untuk rapat. Hal ini tentu menyalahi aturan dan mahasiswa tersebut bisa diberi skors, bahkan dikeluarkan dari universitas, karena jadi kader radikal adalah kesalahan fatal.
Untuk mengetahui apakah mahasiswa terkena radikalisme memang agak sulit jika hanya dilihat dari penampilannya. Namun pihak kampus bisa meneliti media sosial yang dimiliki para mahasiswa. Jika ada yang melenceng seperti menyuarakan jihad, mempromosikan khilafah, dan menjelek-jelekkan pemerintah, maka wajib untuk ditegur keras.
Medsos memang memberi kebebasan tetapi mereka harus ingat tentang etika dan tanggungjawab untuk menjaga nama baik kampusnya. Jangan sampai ucapan mahasiswa di Medsos malah mengotori citra positif dari kampus itu sendiri.
Kontrol dari kampus harus dilakukan agar jangan ada lagi mahasiswa yang ditangkap oleh Densus 88 antiteror karena terkena kasus radikalisme dan terorisme. Memang mahasiswa sudah dewasa tetapi alangkah baiknya mereka juga diatur untuk tetap setia pada negara dan Pancasila. Jangan sampai menjadi kader teroris dan menyakiti hati orang tuanya di kampung.
Sinergi dalam membendung radikalisme di kampus harus terus dilakukan dan disinergikan semua pihak, tidak hanya oleh aparat tetapi juga pihak kampus. Semua pihak wajib meneliti apakah ada radikalisme di kampus, baik sesama mahasiswa, dosen, maupun petingginya. Hal ini perlu dilakukan agar kampus dapat terbebas dari paham radikal tersebut.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute

Berita Terkait

Ketua Saber Pungli Pusat Komjen Ahmad Dofiri ke Payakumbuh, Ini Agendanya
Kombes Irhamni Utusan Kapolri Berantas PETI di Sumbar Bukan Orang Sembarangan
Polres Pasbar Tak Temukan PETI, Kapolri Perintahkan Bareskrim Turun Tangan
Temukan Butiran Emas dan 29 Pondok, Bareskrim Buru Pelaku PETI Sumbar
Tim Utusan Kapolri Tak Berhasil Tangkap Pelaku PETI di Sumatera Barat
Jokowi Tunjuk Mahfud MD Plt Menkominfo
Menkominfo Johnny G Plate Ditahan Kejagung
Misteri Angka Empat dalam Pemilihan Legislatif Kota Keripik Tempe

Berita Terkait

Selasa, 30 Mei 2023 - 20:59

Polda Sumbar Amankan 4 Pelaku Penyalahgunaan BBM Subsidi Pada 2 SPBU

Selasa, 30 Mei 2023 - 15:16

Goro Latsitarda, Rahmat Rinaldi Dorong Pelajar Aia Manggih Utara Jadi Taruna

Sabtu, 27 Mei 2023 - 20:51

Pasar Raya Padang Segera Dibangun, Andre : Terimakasih Pak Jokowi

Rabu, 24 Mei 2023 - 16:55

Kombes Irhamni Utusan Kapolri Berantas PETI di Sumbar Bukan Orang Sembarangan

Selasa, 23 Mei 2023 - 15:30

Polres Pasbar Tak Temukan PETI, Kapolri Perintahkan Bareskrim Turun Tangan

Selasa, 23 Mei 2023 - 13:06

Jaksa Ajukan Kasasi Atas Vonis Bebas Terdakwa PETI Pasbar

Selasa, 23 Mei 2023 - 11:04

Temukan Butiran Emas dan 29 Pondok, Bareskrim Buru Pelaku PETI Sumbar

Senin, 22 Mei 2023 - 23:19

Tim Utusan Kapolri Tak Berhasil Tangkap Pelaku PETI di Sumatera Barat

Berita Terbaru

Regional

Erlina Zebua Dijatuhi Hukuman 14 Hari Penjara

Sabtu, 27 Mei 2023 - 09:47