JAKARTA – Musim kemarau nyaris tiba. Ini pertanda baik bagi permainan tradisional layang-layang di Indonesia. Pasalnya layangan bukan lagi monopoli anak-anak, tapi telah ‘meracuni’ kaum dewasa tanpa mengenal sosialita.
Diberbagai pelosok kota, layang-layang sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Untuk menyalurkan hobi sekaligus ajang berolahraga. Atlet pelayang pun tumbuh subur dan semakin menjamur. Momen bagus itulah yang kini ditangkap Joksyn, produk gelasan layangan turnamen yang berbasis di Cipayung Jakarta Timur.
Tak tanggung-tanggung, menyambut musim kemarau 2022 sekaligus memeriahkan HUT Bhayangkara Ke-76, Gelasan Joksyn menggelar Turnamen Layangan Aduan serentak di Tiga Kota, yakni Jakarta, Malang dan Madiun Jawa Timur.
Turnamen bertajuk ‘Uji Nyali Joksyn’ rencananya diadakan dalam waktu yang bersamaan pada 2-3 Juli mendatang atau sehari usai puncak peringatan hari jadi Polri.
Owner Joksyn Moch Sjah Nur Hidajat menjelaskan, Gelaran ini merupakan hasil kerjasama Joksyn dengan PT Agung Intiland Jakarta, Organisasi Sosial Laskar Ngawi, Yayasan Panggung Rawa Bambon, Komunitas Pelayang Malang (PALMA), Komunitas PLASMA Madiun dan Paranormal Mbah Mijan.
Menurut dia, turnamen layangan aduan digelar utamanya untuk menjalin silaturahmi antar pelayang Indonesia. “Kalau tujuannya silaturahmi, lain-lain, termasuk juara atau hadiah ya nomor kesekian,” terangnya saat ditemui awak media, Selasa (7/6/2022).
Wartawan pra senior di jantung ibukota Jakarta ini meyakini, turnamen yang dilandasi ambisi, mengejar gengsi atau untuk kepentingan sesaat tidak akan bertahan lama. “Khawatir endingnya malah nggak bagus, nggak perlu nafsu, Joksyn percaya ribuan mil selalu diawali satu langkah pertama,” ucapnya mencoba berfilosofi.
Selain untuk mempererat tali silaturahmi, Joksyn ingin menjadi bagian dalam pelestarian permainan layang-layang yang notabene adalah permainan tradisional asli Indonesia. Lebih dari itu, pihaknya juga bermaksud menjaring bibit atlet layangan yang kini telah mendunia.
Dalam gelaran ini, sambung Sjah Nur, panitia penyelenggara diserahkan pada pelayang setempat. “Tidak ada monopoli, tidak ada seting menseting. Kita junjung sportifitas, belajar fairplay dan transparan, bantu kami untuk mewujudkannya,” tandas Ketua Umum Laskar Ngawi ini.
Menariknya, seluruh peserta yang berlaga di turnamen layangan aduan ini akan mendapatkan makan siang gratis dari penyelenggara.
Sementara itu pendaftaran untuk 64 peserta di masing-masing kota akan dibuka mulai 7 Juni dan akan ditutup sepekan jelang pertandingan. Menerapkan sistem free style Tanpa Kotak, Uji Nyali Joksyn akan memperebutkan Thropy, Piagam Penghargaan dan total uang tunai puluhan juta rupiah.
“Mari kita semangati turnamen ini dengan niat yang tulus, Insya Allah akan muncul bibit-bibit atlet layangan Indonesia yang benar-benar berprestasi dan berdedikasi tinggi,” pungkas Sjah Nur.
Tinggalkan Balasan