Jakarta – Pengamat Kebijakan Publik, Bambang Haryo Soekartono mengungkapkan Hutang LRT Palembang yang dibangun dengan biaya Rp10,9 Triliun bakal jatuh tempo. LRT Palembang juga kata Wakil Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini, kurang dimanfaatkan.

Padahal katanya, pendapatan LRT saat ini baru sebesar Rp15 miliar setahun, padahal biaya operasional LRT untuk listriknya saja Rp7,5 miliar per bulan atau Rp90 miliar setahun dan masih ada biaya lain yang akhirnya harus disubsidi APBN sekitar Rp300 miliar tahun 2018 dan Rp160 miliar tahun 2022 dan tahun sebelumnya rata-rata antara Rp200 miliar sampai Rp300 miliar. Semuanya menggunakan uang rakyat seluruh Indonesia dari APBN,” kata pria yang akrab disapa BHS

Anggota DPR RI periode 2014-2019 ini juga mendapati salah satu stasiun Bumi Sriwijaya, dikeluhkan masyarakat karena tangga eskalator tidak jalan, demikian juga lift yang mati sehingga banyak pengguna jasa terutama emak-emak mengalami kesulitan saat turun tangga.

Ditambah lagi akses intermoda darat lanjutan (BRT) saat itu juga tidak ada. “Saya juga melihat tidak ada pagar pembatas antara penumpang yang menunggu dengan rel kereta api.

Berbeda dengan Jepang, saat saya berada di sana batas penumpang menunggu dengan rel kereta api terdapat pagar pelindung,” ungkap BHS.