Surabaya – Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jatim, Bambang Haryo Soekartono memberikan perhatian serius terhadap musibah tenggelamnya perahu tambangan yang menghubungkan wilayah Karangpilang dengan Pangesangan, Minggu lalu.
Anggota DPR-RI periode 2014-2019 ini turut berduka atas musibah itu. Ia bahkan memberikan santunan kepada korban Almarhumah Desire Peny Chindy yang jenazahnya ditemukan sehari kemudian pasca kejadian.
“Semoga Alm Desiree Peny Chindy mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan Husnul Khatimah”Amin YRA, Imbuh pemilik sapaan akrab BHS, Senin (28/3)
BHS dalam kunjungannya ke lokasi tenggelamnya perahu tambangan mengungkapkan, sebagaimana informasi yang didapat dari para warga menyebutkan jika usaha penambangan tersebut telah beroperasi sejak tahun 1960 silam, turun temurun dari Buyut , Eyang dan Bapak Operator tambangan tersebut.
“Sebenarnya, perahu penambangan tersebut cukup handal karena selama lebih dari 60 tahun tidak ada kecelakaan dan bisa dikategorikan zero accident” Ungkap BHS.
Penerima penghargaan anggota DPR-RI teraspiratif tahun 2019 ini menyayangkan minimnya perhatian Pemerintah terhadap keterbatasan para operator perahu tambangan yang menyeberangkan sepeda motor bertarif Rp1.000. Menurutnya, dengan nilai segitu operator tidak mampu melakukan perawatan.

“Seharusnya diharapkan tugas daripada Pemerintah kota Surabaya untuk dapat mengintervensi dalam membantu memberikan bantuan perbaikan dan perawatan perahu, sekaligus melengkapi peralatan keselamatan seperti pelampung, jaket keselamatan dan lainnya, agar keselamatan masyarakat dalam bertransportasi dapat dijamin dengan baik, sebab mereka juga warga Surabaya yang harus dilindungi” Papar BHS.
Dilanjutkan Alumnus Teknik Perkapalan ITS Surabaya ini, dukungan alat transportasi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah karangpilang yang akan menuju ke wilayah Selatan yang seharusnya membangun infrastruktur jembatan adalah tugas Pemerintah.
Tetapi, lanjut BHS, pengorbanan daripada operator penambangan yang sudah membangun jembatan air sebagai pengganti jembatan permanen yang seharusnya dibangun Pemerintah itu harus diapresiasi. Bahkan, dibantu kehadiran dari pemerintah untuk mendukung sempurnanya pelayanan transportasi penambangan tersebut yang berfungsi sebagai pengganti sementara jembatan yang sampai dengan saat ini belum diwujudkan.
Selain memberikan sejumlah masukan kepada Pemerintah, Wakil Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) bersama tim BHS Peduli juga menyambangi rumah duka dan bertemu ibu korban.
Penekanan dari ibu korban adalah perlunya perhatian daripada Pemerintah untuk memantau peralatan keselamatan, sekaligus asuransi hadir atas dukungan Pemerintah untuk mengcover semua masyarakat yang menggunakan transportasi perahu penambangan. Ibu korban kepada BHS mengucapkan terima kasih atas perhatian, terutama tim penyelamat SAR dari BPBD Kota Surabaya yang sudah menemukan putrinya.
Tinggalkan Balasan