Sidoarjo – Ketua Dewan Penasehat DPD Gerindra Jatim, Bambang Haryo Soekartono kembali memberikan perhatian kepada para pedagang pasar tradisional di Sidoarjo.
Kali ini, anggota DPR-RI periode 2014-2019 itu datang menyambangi pedagang Pasar Taman, Kabupaten Sidoarjo. Dalam kunjungannya, ia mendorong pasar Tradisional di Sidoarjo agar didigitalisasi.
Pemilik sapaan akrab BHS itu menyinggung ekonomi kerakyatan di Sidoarjo yang tak boleh hancur. Dia mengatakan, ekonomi kerakyatan ini menjadi sektor penting saat covid beberapa tahun kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pasar ini (Taman-red) menurun drastis sampai 75%, ini yang harus jadi perhatian Pemerintah. Ekonomi kerakyatan tidak boleh hancur dan ekonomi kerakyatan yang menjadi tumpuan pada saat covid, saat itu ekonomi kerakyatan yang menopang ekonomi Indonesia, 60% ekonomi dari UMKM. Ingat bahwa 90% masyarakat yang bisa bekerja dari sektor UMKM, hanya 3% dari konglomerat, inilah yang harus dipertahankan” Imbuh BHS, Kamis (21/9).
Untuk itu BHS mengharapkan perhatian kabupaten, dengan cara apa? pertama Permodalan, kedua Edukasi UMKM untuk promoting ke online, kemudian menyadarkan masyarakat untuk mau berbelanja di Pasar. UMKM Pasar wajib didorong, masyarakatnya didorong untuk ke Pasar agar pasar taman ini bisa berkembang kalau semuanya bisa berkosentrasi.
50% pedagang disini tidak lagi berdagang karena mereka tidak mampu mempertahankan dagangan lantaran kondisi pasar yang sepi. Lah ini perlu di dorong melalui pemerintah kabupaten dan semua pihak bagaimana caranya ibu-ibu harus belanja ke pasar. KUR harus ditambah untuk 500 pedagang,” kata Bambang Haryo.
Selain menaruh perhatian pada pedagang, Bambang Haryo juga menyampaikan Kredit usaha Rakyat (KUR) kepada para pedagang harus ditambah lagi untuk 500 pedagang dan bunganya ditekan lagi 3.5%. BHS juga memperhatikan terkait digitalisasi pasar dengan memasang sambungan internet atau WIFI kepada pedagang.
“Kami juga akan memasang sambungan internet atau wifi disini untuk pembelajaran pedagang berjualan di situs digital sebagai pasif income,” tegasnya.
Kedepan, kata BHS, pasar-pasar di Jawa Timur khususnya Sidoarjo dapat menerapkan digitalisasi dalam sektor pembayaran melalui Qris, seperti yang ia contohkan saat mengunjungi salah satu pasar tradisional di Solo Jawa Tengah atau yang ada di Malaysia.