Jakarta – Otoritas Regulasi Nuklir Jepang atau Japan’s Nuclear Regulation Authority menyatakan tidak terjadi gangguan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir akibat gempa 7,5 magnitudo yang melanda Jepang hari ini. Kondisi pembangkit dipastikan aman, termasuk lima reaktor aktif di pembangkit listrik Ohi dan Takahama milik Kansai Electric Power di Prefektur Fukui.

“Pembangkit listrik tenaga nuklir Shika milik Hokuriku di Ishikawa, pembangkit listrik tenaga nuklir terdekat dengan pusat gempa, telah menghentikan dua reaktornya sebelum terjadinya gempa untuk pemeriksaan rutin dan tidak melihat dampak apa pun dari gempa tersebut,” kata Otoritas Regulasi Nuklir Jepang dikutip dari Reuters, Senin (1/1/2023).

Sebelumnya, gempa bumi dengan magnitude 7,5 mengguncang wilayah prefektur Ishikawa dan sekitarnya pada Senin siang hari ini. Gempa Jepang terjadi dengan kekuatan variatif sejak pukul 14.06 waktu setempat hingga sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Gempa ini telah menyebabkan otoritas Jepang mengeluarkan peringatan potensi terjadinya tsunami besar untuk prefektur pesisir Ishikawa, Niigata dan Toyama.

Gempa ini juga dilaporkan membuat aliran listrik ke ribuan rumah putus, merusak bangunan-bangunan dan fasilitas umum di Jepang.

Gempa disertai peringatan tsunami ini mengingatkan akan bencana nuklir yang terjadi pada pembangkit listrik Fukushima di Jepang. Pada 11 Maret 2011, gempa juga pernah mengguncang wilayah Tohoku. Setelah gempa, reactor secara otomatis mematikan reaksi fisi yang berkelanjutan.

Namun, tsunami menghancurkan generator darurat yang bertugas menyediakan daya untuk pompa yang diperlukan untuk mendinginkan reaktor. Kegagalan dalam proses pendinginan ini menyebabkan terjadinya krisis nuklir di area sekitar pembangkit tersebut.