Jakarta – Ukraina mengalami defisit peluru kendali anti-pesawat hampir dua tahun setelah invasi besar-besaran Rusia, kata juru bicara Angkatan Udara Yuriy Ihnat pada Selasa.

Ukraina sangat bergantung pada bantuan militer dan keuangan dari sekutu Baratnya sejak invasi pada Februari 2022, namun perselisihan politik telah menunda pencairan paket bantuan besar untuk tahun ini.

Ihnat mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa Ukraina telah menggunakan “cadangan rudal yang cukup besar” untuk mempertahankan diri terhadap serangan baru-baru ini, dan menambahkan: “Jelas bahwa ada defisit rudal anti-pesawat yang dipandu.”

Rusia telah meningkatkan serangan rudal dan drone ke Ukraina dalam beberapa minggu terakhir, menembakkan ratusan rudal dan drone ke kota-kota Ukraina jauh di belakang garis depan, kata para pejabat Ukraina.

Dalam serangan terbaru minggu ini, Rusia menembakkan 51 rudal dari berbagai jenis, menewaskan sedikitnya empat orang dan mengenai infrastruktur sipil, kata mereka.

Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 18 rudal jelajah yang ditembakkan, tingkat intersepsi yang jauh lebih rendah dari biasanya. Pejabat Ukraina mengaitkan hal ini dengan banyaknya rudal balistik yang ditembakkan oleh Rusia karena lebih sulit untuk dicegat.

Ihnat mengatakan dia berharap penundaan paket bantuan Barat akan segera teratasi karena Ukraina bergantung pada pasokan Barat tidak hanya pada amunisi pertahanan udara.

“Kami memiliki semakin banyak peralatan Barat saat ini dan, oleh karena itu, peralatan tersebut memerlukan pemeliharaan, perbaikan, pembaruan, pengisian ulang, dan amunisi yang sesuai,” katanya.

Yehor Chernev, seorang anggota parlemen, mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa pemerintah akan membahas cara memperkuat pertahanan udaranya pada pertemuan dengan sekutu NATO minggu ini.

Para pejabat Ukraina telah memperingatkan bahwa Rusia sedang menimbun rudal untuk melakukan lebih banyak serangan selama bulan-bulan musim dingin yang kritis, dengan harapan dapat menimbulkan lebih banyak kerusakan pada jaringan energi setelah serangan udara sering menyebabkan pemadaman listrik pada musim dingin lalu.