Surabaya – Usai menyatakan dirinya mendukung Prabowo – Gibran, Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa merespon pernyataan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, yang meragukan Ke-NU-an dirinya usai mendukung Prabowo – Gibran pada pilpres 2024.

Disini Khofifah Indar Parawansa meminta agar membedakan antara partai politik dan NU. Hal ini direspon oleh Khofifah Indar parawansa, ”Bahwa saya ini Ketua Muslimat NU, saya rasa misalnya ada mereka ada yang terafiliasi dengan partai maka itu partai. Partai itu iya partai, NU itu iya NU,” ujar Khofifah.

Khofifah mengungkapkan bahwa orang yang meragukan ke NU-an dirinya lah yang perlu dipertanyakan , sumbangsih apa yang telah dia berikan kepada NU.

“Jadi jika saya sebagai ketua umum PP Muslimat NU lalu ada yang meragukan Ke NU-an saya, maka harus dibalik, jadi yang meragukan yang mana? Apakah mereka pernah berjuang di NU? Struktur berapa lama? Dalam kontes apa? Dan seterusnya,” kata Khofifah.

Khofifah mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan oleh cawapres nomor urut 1 Cak Imin adalah tidak tepat. Karena PKB dengan NU itu sudah jelas berbeda antara partai politik dengan organisasi agama.

“Loh yang NU itu yang mana? Bahwa itu mas Imin itu PKB iya PKB, jadi iya bedakanlah antara partai dan politik,” tandasnya.

Di sisi lain putra terbaik Jawa Timur yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar PPP dan Mantan Sekretaris PPP Surabaya H.Norman Fauzi S.H menanggapinya. “Saya sangat menyayangkan sikap cawapres no urut 1 Cak Imin yang meragukan warga Nahdliyin bila tidak memilih Amin, maka diragukan ke NU-an nya. Di situ sudah jelas bahwa NU ya NU, PKB ya PKB masak organisasi keagamaan dicampuradukkan dengan partai politik. Itu nanti bisa jadi sangat fatal, lya apa PPP bukan dilahirkan dari NU,” ungkapnya, Senin (15/1/2024).

Lanjut putra almarhum K.H Soeleiman Fadeli mantan ketua PP Ansor dan pendiri PPP Jawa Timur ini menyoroti ambisi seorang tokoh, dia menyatakan bahwa “Pengguna identitas politik untuk mencapai kekuasaan hanya dapat uji memecah belah bangsa, Jangan sampai ambisi untuk menjadi pemimpin merusak persatuan bangsa ini,” tegasnya.